STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bicara blak-blakan terkait bagaimana cara menilai tingkat keberhasilan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sebuah emiten.
Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, IPO dikatakan berhasil jika ekspektasi dan tujuan yang ditetapkan oleh pemegang saham dan jajaran manajemen dapat terpenuhi baik. Kendati begitu, ia memberi catatan bahwa keberhasilan IPO tersebut tidak hanya ditentukan dari besarnya dana yang berhasil diperoleh di primary market.
“Tapi juga performance di secondary market,” ujarnya kepada media di Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Nyoman mengatakan, dengan dana yang diperoleh melalui IPO dan penerapan GCG, emiten diharapkan dapat melakukan ekspansi dan pengembangan perusahaan. Hal ini akan berdampak positif pada kinerja fundamental perusahaan. Ia juga berharap, fundamental emiten yang mumpuni akan terefleksi dari performa harga saham dan likuiditas transaksi di pasar sekunder.
Nyoman menambahkan, setiap perusahaan yang akan melakukan IPO memiliki tujuan masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan dan strategi emiten yang bersangkutan. “Melalui IPO dan mencatatkan saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia, perusahaan tidak hanya memperoleh pendanaan melalui IPO saja tetapi juga membuka akses pendanaan jangka panjang melalui pendanaan lanjutan post-IPO dengan berbagai skema di pasar modal seperti rights issue, penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dan penerbitan efek lainnya,” paparnya.
Selain kesempatan mendapatkan pendanaan, lanjut dia, melalui go public perusahaan dapat memperoleh manfaat lain. Diantaranya adalah dapat mempercepat penerapan prinsip good corporate governance, peningkatan corporate image, peningkatan kesempatan mitra usaha strategis yang lebih luas, peningkatan loyalitas karyawan dengan program kepemilikan saham bagi karwayan, insentif perpajakkan bagi perusahaan dan founder serta berbagai manfaat lainnya.
“Bagi perusahaan keluarga, IPO juga menjadi solusi untuk suksesi dan pengembangan perusahaan keluarga melalui pembagian kepemilikan saham dan pengelolaan perusahaan secara profesional. Hal ini kami harapkan dapat mendukung keberlangsungan usaha perusahaan,” tandasnya.