STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) berencana melakukan penawaran umum obligasi berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap I Tahun 2023 senilai Rp500 miliar.
Direksi IIF dalam prospektus Tambahan rencana penawaran umum obligasi yang diumumkan, Senin (18/12) menyebutkan, obligasi tersebut terdiri atas seri A sebesar Rp160,6 miliar, dengan tingkat bunga 6,45% per tahun dan tenor 370 hari kalender. Sedangkan obligasi Seri B sebesar Rp245,06 miliar berjangka waktu tiga tahun dengan bunga 6,70% per tahun, serta obligasi seri C sebesar Rp94,33 miliar, dengan tingkat bunga 6,8% per tahun, memiliki jangka waktu lima tahun.
Menurut Direksi IIF, pembayaran bunga obligasi dilakukan setiap tiga bulan, dimana pembayaran bunga pertama pada 22 Maret 2024. Adapun pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi pada 2 Januari 2025 untuk Seri A, 22 Desember 2026 untuk Seri B, dan 22 Desember 2028 untuk Seri C.
Dana hasil penerbitan obligasi setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, untuk memperkuat modal kerja IIF dalam rangka menjaring potensi pengembangan proyek infrastruktur berkelanjutan. Rinciannya, sebesar Rp200 miliar akan digunakan untuk melakukan pembayaran sebagian utang IIF kepada Bank Danamon. Sementara itu, sisanya digunakan untuk modal kerja IIF sehubungan dengan pembiayaan proyek-proyek infrastruktur sesuai kegiatan usaha IIF.
Dalam aksi korporasi tersebut, IIF telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT BNI Sekuritas, dan PT Indopremier Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi, dan Bank Mega Tbk (MEGA) sebagai wali amanat. Adapun Obligasi IIF tersebut mendapatkan hasil pemeringkatan idAAA atau triple A dari Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo.