STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami koreksi signifikan sepanjang semester I 2024. Dari tanggal 29 Desember 2023 hingga 28 Juni 2024, IHSG tercatat turun 209,220 poin atau 2,88%, dari 7.272,797 menjadi 7.063,577 poin. Investor asing juga mencatatkan penjualan bersih sebesar 7,73 triliun sepanjang tahun 2024.
Penurunan IHSG ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk ketidakpastian global terkait kebijakan moneter, gejolak politik di beberapa negara, dan kondisi ekonomi domestik yang belum sepenuhnya stabil.
Meski menghadapi tantangan tersebut, Irvan Susandy, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, tetap optimistis menghadapi semester kedua tahun ini. “Per tanggal 28 Juni 2024, kami melihat transaksi cukup meningkat menjadi Rp19,5 triliun dan IHSG sudah mencatatkan 7063.58 poin,” ujarnya di Jakarta, Minggu (30/6/2024)..
Irvan menambahkan bahwa optimisme BEI terhadap pasar modal Indonesia di Semester II didukung oleh valuasi pasar yang masih lebih rendah dibandingkan bursa regional lainnya. Misalnya, PER LQ45 di Indonesia mencapai 12,40, sementara di Vietnam mencapai 15,82, Thailand 15,68, dan Malaysia 15,01.
Selain itu, investor juga merespons positif terhadap revisi Papan Pemantauan Khusus Full Call Auction (FCA) yang diimplementasikan BEI. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan likuiditas pasar. “Hal ini lebih menambah kepercayaan investor atas transaksi di Pasar Modal Indonesia,” jelasnya.
Dengan jumlah investor yang terus meningkat mencapai 13 juta dan penambahan alternatif investasi seperti Single Stock Futures, BEI optimis bahwa transaksi di pasar modal Indonesia di Semester II akan mengalami peningkatan yang signifikan. “Kami optimis transaksi di pasar modal Indonesia di semester II akan lebih baik,” pungkas Irvan.