Rabu, Agustus 6, 2025
27.9 C
Jakarta

Wall Street Melambung Tinggi! Inflasi Turun, Pemangkasan Suku Bunga di Depan Mata?

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali ditutup melambung tinggi pada penutupan perdagangan Rabu (14/8/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (15/8/2024) WIB. Menghijaunya pasar saham Amerika Serikat (AS) itu seiring kian terbukanya harapan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) usai data inflasi terbaru dirilis.

Mengutip CNBC International, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS meroket 242,75 poin atau 0,61% menjadi 40.008,39. Segendang sepenarian, Indeks S&P 500 (SPX) melesat 20,78 poin atau 0,38% mencapai 5.455,21, mencatatkan rekor lima hari berturut-turut. Hal senada juga terjadi pada Indeks komposit Nasdaq (IXIC) menguat tipis 4,99 poin atau 0,03% menyentuh 17.192,60, meski sempat mengalami penurunan sebelumnya.

Investor sangat menantikan laporan inflasi ini untuk memahami lebih lanjut kondisi ekonomi saat ini dan memperkuat kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan bank sentral AS bulan September mendatang. Chris Larkin, Managing Director of Trading and Investing di E-Trade dari Morgan Stanley, mengatakan bahwa meskipun laporan inflasi konsumen ini tidak sejuk seperti laporan inflasi grosir sebelumnya, hasil yang sesuai ekspektasi ini tidak akan mengguncang pasar.

Di pasar berjangka, prediksi mengenai pemangkasan suku bunga pada pertemuan bank sentral AS pada 17-18 September mendatang masih terbagi, dengan peluang yang hampir seimbang antara pemangkasan 25 atau 50 basis poin. Para investor juga memperkirakan adanya perubahan basis poin pada akhir tahun ini. Jika data ekonomi dalam beberapa minggu ke depan menunjukkan perlambatan yang lebih signifikan, bank sentral mungkin akan mengambil langkah pemangkasan yang lebih agresif, tambah Larkin.

Sementara itu, saham Kellanova melonjak lebih dari 7,8% setelah diumumkan bahwa perusahaan tersebut akan diakuisisi oleh produsen makanan ringan Mars dalam kesepakatan senilai US$36 miliar. Di sisi lain, saham Alphabet, induk perusahaan Google, turun 2,3% setelah muncul kabar bahwa Departemen Kehakiman AS mempertimbangkan upaya untuk memecah raksasa teknologi tersebut.

Ketiga indeks utama ini kini berada di atas level penutupan 2 Agustus, yaitu sesi sebelum penjualan besar-besaran terjadi di pasar global pada 5 Agustus lalu, yang disinyalir terkait dengan pembalikan perdagangan yen carry dan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi. Menurut Gargi Chaudhuri, Chief Investment and Portfolio Strategist di BlackRock, meskipun risiko pertumbuhan meningkat, pasar tampaknya bereaksi berlebihan terhadap sejumlah kecil data yang lemah, dan bukan karena perubahan drastis dalam prospek ekonomi makro.

Artikel Terkait

Wall Street Ambruk! Dow Anjlok 542 Poin, Data Tenaga Kerja Lemah dan Tarif Baru Trump Picu Kepanikan Pasar

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup anjlok pada perdagangan hari...

Bursa Saham Eropa Rontok Parah Usai Trump Ubah Kebijakan Tarif

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup melemah tajam...

Bursa Saham Asia Tertekan, Sentimen Negatif Datang dari Tarif Balasan Trump

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik kembali ditutup melemah...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru