STOCKWATCH.ID (SINGAPURA) – Bursa saham Asia-Pasifik mengalami tekanan besar pada penutupan perdagangan hari Jumat sore (11/10/2024) waktu setempat. Penurunan terbesar dipimpin oleh saham-saham China, setelah laporan inflasi Amerika Serikat yang lebih tinggi dari perkiraan membuat kepercayaan investor terguncang.
Mengutip CNBC International, indeks saham blue-chip China, CSI 300, anjlok 2,77% dan ditutup di level 3.887,17. Sepanjang pekan lalu, indeks tersebut tercatat melemah 3,25%. Kekuatan reli akibat stimulus sebelumnya mulai pudar. Investor menunggu paket stimulus baru untuk menyelamatkan ekonomi China yang melemah.
Di sisi lain, pasar Korea Selatan juga menghadapi sorotan setelah Bank of Korea mengambil langkah drastis dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, menjadi 3,25%. Ini adalah penurunan pertama sejak tahun 2020, sekaligus menandai berakhirnya periode pengetatan yang mendorong suku bunga ke level tertinggi dalam 15 tahun pada 2023. Inflasi di Korea Selatan turun menjadi 1,6% di bulan September, level terendah sejak awal 2021.
Di Jepang, pergerakan pasar menunjukkan tren berbeda. Indeks Nikkei 225 berhasil naik 0,57% ke level 39.605,8, didukung oleh sektor keuangan dan kesehatan. Namun, indeks Topix melemah tipis 0,24% dan ditutup pada 2.706,2. Sementara itu, di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,09% ke 2.596,91, dan indeks Kosdaq yang lebih kecil turun 0,59% ke 770,87.
Pasar Australia juga melemah. Indeks S&P/ASX 200 turun 0,1% ke level 8.214,5. Pasar saham Hong Kong, di sisi lain, libur pada hari Jumat karena hari libur umum.