STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia mengalami penurunan yang cukup signifikan pada penutupan perdagangan hari Selasa sore (22/10/2024) waktu setempat. Hal ini terjadi setelah bursa Wall Street menunjukkan performa yang beragam. Para investor pun tampak lebih berhati-hati, sehingga sebagian besar pasar berakhir di zona merah.
Mengutip CNBC International, Indeks S&P/ASX 200 di Australia tercatat turun 1,66%, menutup perdagangan di level 8.205,7. Ini adalah penutupan terendah dalam hampir dua minggu. Tidak jauh berbeda, indeks Kospi di Korea Selatan terjerembab 1,31% menjadi 2.570,7. Bahkan, indeks Kosdaq yang mencakup saham-saham kecil merosot hingga 2,84%, mencapai level terendah dalam lebih dari sebulan.
Jepang juga terkena dampak negatif. Indeks Nikkei 225 merosot 1,39% dan berakhir di 38.411,96. Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas juga turun 1,06% menjadi 2.651,47. Namun, di tengah suasana suram ini, Hang Seng Index Hong Kong mencatatkan sedikit kenaikan sebesar 0,12%, sedangkan CSI 300 di daratan Cina naik 0,57%, ditutup pada 3.957,78.
Menariknya, berita tentang Hyundai Motor India menjadi sorotan. Meskipun debut perdagangan mereka sukses dengan penggalangan dana mencapai Rp278,56 triliun (US$3,3 miliar), sahamnya justru jatuh dari harga penawaran awal. Saham dibuka pada 1.960 rupee, namun kini diperdagangkan di 1.860 rupee, menyusut sebesar 5,10% di BSE.
Dari sisi makroekonomi, pasar Asia sepertinya tidak mendapatkan banyak data positif hari ini. Di AS, dua pejabat Federal Reserve berbicara tentang arah suku bunga. Neel Kashkari, Presiden Fed Minneapolis, mengatakan bahwa ekonomi AS yang tangguh dapat menyebabkan suku bunga jangka panjang lebih tinggi. Sementara itu, Lorie Logan, Presiden Fed Dallas, mendukung penurunan suku bunga namun menyerukan pendekatan yang lebih sabar.
Meskipun bursa saham di AS kemarin bervariasi—S&P 500 turun 0,18% dan Dow Jones jatuh 0,8%, sedangkan Nasdaq justru naik 0,27%—pasar Asia tampaknya masih terpengaruh oleh ketidakpastian ini.