STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia melonjak hingga 1% pada penutupan perdagangan hari Kamis (24/10/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (25/10/2024) WIB, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Ketidakpastian geopolitik dan permintaan safe-haven menjadi faktor utama yang mendongkrak harga emas. Sementara itu, harga palladium ikut melonjak hingga 9% karena ancaman sanksi terhadap Rusia, produsen utama logam tersebut.
Mengutip CNBC International, emas spot naik 0,7% menjadi US$2.736,16 per ons, meskipun sedikit turun dari rekor tertinggi US$2.758,37 yang tercapai sehari sebelumnya. Kontrak emas berjangka AS juga mengalami kenaikan 0,7%, ditutup di US$2.749,1 per ons.
Menurut David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, emas masih menjadi pilihan utama sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. “Ketidakpastian global terus mendorong aliran dana ke emas,” ujarnya.
Sejak awal tahun, harga emas telah naik lebih dari 33%, terus mencetak rekor di tengah situasi ekonomi yang tidak stabil. Ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter bank sentral juga menjadi pendorong utama kenaikan harga ini.
Utang fiskal Amerika Serikat yang terus membengkak semakin memperkuat posisi emas sebagai aset investasi yang aman. Berdasarkan catatan ANZ, emas dipandang sebagai pilihan terbaik di tengah meningkatnya kekhawatiran ekonomi.
Namun, yang paling mencolok adalah lonjakan harga palladium. Berita bahwa Amerika Serikat meminta negara-negara G7 untuk mempertimbangkan sanksi terhadap palladium dan titanium Rusia langsung membuat harga logam ini naik 9,3% menjadi US$1.155,95 per ons. Palladium bahkan sempat mencapai level tertinggi sejak Desember 2023.
Giovanni Staunovo, analis UBS, menjelaskan bahwa Rusia menguasai sekitar 40% dari pasokan tambang palladium global. “Jika sanksi benar-benar diberlakukan, harga palladium bisa terus meroket,” jelasnya.
Di sisi lain, harga perak sedikit turun 0,2% menjadi US$33,67 per ons setelah menyentuh level tertinggi sejak akhir 2012 pada 22 Oktober lalu. Platinum juga naik 1,3% ke US$1.028,75 per ons.
Menurut Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, perak masih memiliki potensi kenaikan lebih lanjut. “Perak sering disebut sebagai emasnya orang miskin. Saat emas mendekati rekor tertinggi, perak masih jauh dari puncaknya,” tambahnya.