STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia melemah pada penutupan perdagangan hari Jumat sore (1/11/2024) waktu setempat. Ini mencerminkan ketidakpastian yang tinggi menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve dan pemilu AS pekan depan. Setelah Wall Street mengalami penurunan terburuk dalam dua bulan terakhir, dampaknya pun terasa di bursa Asia.
Mengutip CNBC International, di Jepang, indeks Nikkei 225 mencatat penurunan tajam sebesar 2,63% dan berakhir di level 38.053,67. Indeks Topix juga merosot 1,52% ke posisi 2.644,26. Penurunan ini makin memperpanjang tren negatif setelah Bank of Japan memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan pada 0,25%.
Situasi serupa terjadi di Korea Selatan. Indeks Kospi turun 0,54% ke level 2.542,36, sementara indeks Kosdaq, yang mencakup saham-saham berkapitalisasi kecil, melemah lebih tajam sebesar 1,89% ke posisi 729,05.
Saham-saham di China bergerak beragam. Indeks CSI 300 sempat naik lebih dari 1% selama perdagangan intraday, tetapi akhirnya ditutup sedikit lebih rendah di 3.890,02. Di Hong Kong, indeks Hang Seng justru menguat 0,93% ke level 20.506,43, menjadi salah satu dari sedikit indeks yang berakhir positif.
Di Taiwan, tekanan juga terasa. Indeks Taiwan Weighted turun 0,18% ke posisi 22.780,08. Situasi semakin sulit akibat Badai Kong-rey, yang menjadi topan terbesar di Taiwan dalam 30 tahun terakhir, dan mengakibatkan gangguan besar di wilayah tersebut.
Australia pun tak luput dari tekanan. Indeks S&P/ASX 200 turun 0,5% dan ditutup di level 8.118,8 poin. Penurunan ini terjadi di tengah data inflasi harga produsen yang mencatat kenaikan tahunan sebesar 3,9%, sedikit lebih rendah dibandingkan kenaikan 4,8% pada kuartal sebelumnya.
Di tengah kondisi global yang tidak menentu ini, data tenaga kerja AS yang lemah juga menambah kecemasan investor. Pasar kini menanti kebijakan suku bunga dari Federal Reserve yang akan diumumkan pekan depan. Ketegangan pun meningkat, terutama dengan pemilu presiden AS yang semakin dekat, yang memicu volatilitas pasar.