STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia melonjak pada penutupan perdagangan hari Kamis (7/11/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (8/11/2024) WIB. Pasar merespons kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS serta pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve yang membawa sentimen baru bagi investor.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember meningkat 0,93%, atau 67 sen, ke posisi US$72,36 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari naik 0,95%, atau 71 sen, menjadi US$75,63 per barel di London ICE Futures Exchange.
Kemenangan Trump sempat memicu kepanikan di pasar. Harga minyak sempat jatuh lebih dari US$2 akibat aksi jual besar-besaran. Penguatan dolar AS pascakemenangan Trump menambah tekanan pada harga minyak. Meski demikian, pasar berhasil stabil, dan harga minyak hanya turun tipis menjelang akhir sesi Rabu.
Federal Reserve (The Fed) kemudian mengumumkan pemangkasan suku bunga sebesar 0,25%, sehingga kisaran target suku bunga berada di angka 4,50%-4,75%. Ini adalah kali kedua The Fed memangkas suku bunga tahun ini setelah penurunan sebesar 0,5% pada September, dengan tujuan menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian pasar.
Meskipun harga minyak naik, tantangan tetap ada. Dolar AS yang lebih kuat serta permintaan minyak yang belum sepenuhnya pulih masih menghambat kenaikan harga. Namun, ekspektasi sanksi baru terhadap Iran dan Venezuela serta potensi konflik di Timur Tengah di bawah kepemimpinan Trump diprediksi dapat menjadi pemicu lonjakan harga.
“Beberapa faktor ini mungkin tidak langsung berdampak pada pasar,” ujar Ole Hansen, analis dari Saxo Bank. “Tanpa eskalasi geopolitik besar, risiko penurunan harga minyak masih cukup tinggi dalam jangka pendek.”