STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia kembali naik pada penutupan perdagangan hari Rabu (13/11/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (14/11/2024) WIB. Investor ramai-ramai melakukan aksi beli setelah harga minyak sebelumnya sempat jatuh ke level terendah dalam dua minggu terakhir.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember 2024, naik 31 sen atau 0,46% ke level US$68,43 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari 2025, menguat 39 sen atau 0,54% menjadi US$72,28 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Sebelumnya, harga minyak tertekan akibat laporan OPEC yang memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2024 dan 2025. Penurunan permintaan di China dan India disebut sebagai salah satu alasan utama. Ini adalah kali keempat OPEC melakukan revisi turun untuk perkiraan tahun depan.
Menurut Bob Yawger, direktur energi di Mizuho, revisi permintaan OPEC yang pesimis membuat pasar tetap waspada. “Aksi beli muncul karena investor spekulatif mencoba menutup kerugian mereka,” ungkapnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman juga menekankan pentingnya koordinasi dalam OPEC+ melalui panggilan telepon pada Rabu, sebagaimana diungkap Kremlin.
Dari sisi pasokan, pasar minyak global masih terancam oleh potensi ketegangan antara Iran dan Israel atau tindakan lebih lanjut dari Iran. Panmure Liberum memperkirakan, jika Marco Rubio, yang terkenal keras terhadap Iran, menjadi Menteri Luar Negeri AS, sanksi baru bisa memangkas pasokan hingga 1,3 juta barel per hari.
Namun, kenaikan harga minyak terbatas oleh penguatan dolar AS yang mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Dolar yang kuat membuat harga minyak lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang asing, sehingga permintaan bisa menurun.
Investor kini menanti data stok minyak mingguan dari American Petroleum Institute, yang diperkirakan menunjukkan peningkatan sebesar 100.000 barel. Data resmi pemerintah akan diumumkan pada Kamis waktu setempat.