STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia jatuh tajam pada penutupan perdagangan Kamis (14/11/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (15/11/2024) WIB. Harga emas mencapai level terendah dalam dua bulan terakhir.
Mengutip CNBC International, harga emas spot turun 0,1% menjadi US$2.570,05 per ons, terendah sejak 12 September lalu. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS juga turun 0,5% menjadi US$2.572,90.
Penguatan dolar AS yang mencapai level tertinggi dalam setahun membuat harga emas lebih mahal bagi pembeli di luar negeri. Hal ini menurunkan permintaan terhadap emas.
Peter Grant, Wakil Presiden dan Kepala Strategi Logam di Zaner Metals, mengatakan bahwa data inflasi terbaru tidak berdampak signifikan pada harga emas. “Saya rasa The Fed akan menunggu hingga pemerintahan baru terbentuk, baru kebijakan yang dibahas bisa dijalankan,” ujarnya.
Meski demikian, pasar masih berharap The Fed akan menurunkan suku bunga pada Desember mendatang. Kondisi pasar tenaga kerja yang melunak diperkirakan akan mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya.
Saat ini, pasar memperkirakan kemungkinan 76% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember. Namun, meskipun ada harapan tersebut, harga emas tetap tertekan.
Setelah kemenangan besar Partai Republik pada pemilu 5 November lalu, harga emas turun lebih dari US$170. Usulan tarif impor dari Presiden terpilih Trump diperkirakan akan meningkatkan inflasi, yang bisa memperlambat penurunan suku bunga The Fed.
Han Tan, analis pasar dari Exinity Group, menyatakan bahwa pasar mulai meragukan emas sebagai pelindung inflasi. Meski kebijakan Trump berpotensi menaikkan inflasi AS, hal itu tidak langsung mendorong harga emas.
Investor kini menunggu pernyataan dari Ketua The Fed, Jerome Powell, yang dijadwalkan sore nanti, serta data penjualan ritel yang akan dirilis pada Jumat. Jika Powell tidak mengaitkan perubahan kebijakan dengan keputusan The Fed, harga emas bisa mendapatkan keuntungan dari turunnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS.
Sementara itu, harga perak naik 0,5% menjadi US$30,48 per ons setelah sempat menyentuh level terendah sejak 12 September. Platinum turun 0,1% menjadi US$936,94, sementara paladium naik 0,8% menjadi US$941,00.