STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan membagikan dividen interim tahun buku 2024 sebesar Rp20,33 triliun, atau Rp135 per saham. Pembayaran dividen ini dijadwalkan pada 15 Januari 2025. Keputusan ini diambil oleh Direksi dan telah disetujui Dewan Komisaris dalam rapat yang digelar pada 12 Desember 2024.
Dari total dividen tersebut, Rp10,88 triliun akan disetor kepada Pemerintah RI sebagai pemegang saham mayoritas. Sementara itu, sebanyak Rp9,58 triliun akan dibayarkan kepada pemegang saham publik.

Agustya Hendy Bernadi, Sekretaris Perusahaan BBRI, dalam pengumuman tertulis pada Senin (16/12/2024), menyatakan bahwa dividen interim akan dibagikan kepada pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) per 30 Desember 2024. Jadwal cum dan ex dividen di pasar Reguler dan Negosiasi Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah pada 24 dan 27 Desember 2024. Sementara itu, cum dan ex dividen di Pasar Tunai dijadwalkan pada 30 Desember 2024 dan 2 Januari 2025.
Direktur Utama BRI, Sunarso, menyebut pembagian dividen interim ini sebagai wujud apresiasi kepada pemegang saham yang telah mendukung BRI hingga berusia 129 tahun. “Dividen interim ini mencerminkan kinerja BRI yang sehat dan kuat,” ujar Sunarso.
Ia juga memastikan pembagian dividen ini tidak akan mengganggu permodalan BRI. “Semua kebutuhan investasi telah terpenuhi, dan cadangan untuk mengantisipasi berbagai risiko telah tersedia dengan memadai,” tambahnya.
Hingga akhir Triwulan III 2024, BRI mencatat laba bersih konsolidasian sebesar Rp45,36 triliun. Dari sisi penyaluran kredit, BRI berhasil menyalurkan Rp1.353,36 triliun, tumbuh 8,21% secara year on year (yoy). Sebanyak 81,70% atau Rp1.105,70 triliun dari total kredit tersebut disalurkan ke segmen UMKM.
Selain itu, aset BRI juga meningkat 5,94% yoy menjadi Rp1.961,92 triliun. Perseroan berhasil menjaga kualitas asetnya dengan baik, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang membaik menjadi 2,90% dibandingkan 3,07% pada periode yang sama tahun lalu. Rasio Loan at Risk (LAR) juga turun dari 13,80% pada akhir Triwulan III 2023 menjadi 11,66% pada Triwulan III 2024. (konrad)