STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) dan PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX). Keputusan suspensi ini berlaku mulai sesi pertama perdagangan pada Selasa, 17 Desember 2024, di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Langkah ini diambil setelah harga saham kedua perusahaan tersebut bergerak drastis.
Pada penutupan perdagangan 16 Desember 2024, saham GPSO mengalami lonjakan tajam. Harga saham perusahaan ini naik Rp185 atau 17,79%, mencapai Rp1.225 per unit. Transaksi saham GPSO tercatat sebanyak 29,65 juta unit dengan nilai transaksi mencapai Rp35,33 miliar. Saham ini juga diperdagangkan sebanyak 1.163 kali.
Yulianto Aji Sadono, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, menjelaskan bahwa lonjakan harga saham GPSO yang signifikan menyebabkan BEI mengambil langkah penghentian sementara. “Sehubungan dengan peningkatan harga kumulatif yang signifikan dan untuk melindungi investor, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham GPSO,” ujar Aji dalam keterbukaan informasi dikutip Selasa (17/12/2024).
Di sisi lain, saham SAPX justru mengalami penurunan tajam. Harga saham SAPX turun Rp340 atau 25%, menjadi Rp1.020 per unit pada penutupan yang sama. Transaksi saham SAPX tercatat sebanyak 1,92 juta unit, dengan nilai transaksi mencapai Rp2,15 miliar, dan frekuensi perdagangan 801 kali.
Karena penurunan harga yang signifikan ini, BEI memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham SAPX pada 17 Desember 2024. Langkah ini diambil untuk memberi waktu bagi investor mencerna informasi lebih matang sebelum mengambil keputusan.
“Penghentian ini bertujuan untuk memberikan waktu yang cukup bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang setiap keputusan investasi di saham SAPX. Kami berharap semua pihak yang berkepentingan memperhatikan keterbukaan informasi yang diberikan perusahaan,” tambah Yulianto.
Investor diimbau untuk terus mengikuti perkembangan terbaru melalui pengumuman resmi BEI. “Keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perusahaan sangat penting agar keputusan investasi dapat diambil dengan bijak,” tandas Yulianto.