STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS melemah terhadap yen Jepang pada penutupan perdagangan Kamis (30/1/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (31/1/2025) WIB. Pasar terkejut setelah Bank of Japan (BoJ) diprediksi akan terus menaikkan suku bunga, sementara bank sentral lainnya mulai melonggarkan kebijakan.
Mengutip CNBC International, dolar AS turun 0,6% menjadi 160,70 yen. Begitu pula euro yang anjlok 0,6% menjadi 154,11 yen. Kenaikan yen ini mencerminkan kepercayaan pasar bahwa Jepang akan terus menaikkan suku bunga.
Sementara itu, euro melemah tipis 0,1% terhadap dolar AS menjadi US$1,043 setelah data menunjukkan ekonomi Jerman menyusut lebih besar dari perkiraan pada kuartal IV 2024.
Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 2,75%. Meskipun sudah diperkirakan, ECB membuka kemungkinan untuk pemangkasan lebih lanjut guna mendukung ekonomi yang lesu.
Analis Capital Economics, Jack Allen-Reynolds, menyatakan bahwa ECB mungkin akan memangkas suku bunga lebih dalam dari yang diperkirakan pasar. Pelaku pasar pun memperkirakan pemotongan lebih lanjut pada Maret, April, dan Juni 2025.
Sementara itu, Bank of Japan menunjukkan kebijakan yang berbeda. Deputi Gubernur BoJ, Ryozo Himino, menegaskan bahwa Jepang akan terus menaikkan suku bunga jika ekonomi dan inflasi sesuai dengan perkiraan.
Indeks dolar AS hampir tidak berubah di level 107,97 setelah menguat tipis pada sesi sebelumnya. Data menunjukkan ekonomi AS tumbuh 2,3% pada kuartal IV 2024, lebih rendah dari 3,1% pada kuartal sebelumnya dan di bawah ekspektasi analis yang memperkirakan 2,6%.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa suku bunga AS masih berada di atas level netral, sehingga masih ada ruang untuk pemangkasan di masa depan. Pasar memperkirakan penurunan suku bunga The Fed baru akan terjadi pada Juni 2025.
Sementara itu, Bank Sentral Kanada dan Swedia memangkas suku bunga masing-masing 25 basis poin, namun belum memberikan kepastian tentang pemangkasan selanjutnya.
Di Amerika Latin, Brasil justru menaikkan suku bunga sebesar 1% menjadi 13,25%, menarik investor dengan imbal hasil tinggi. Mata uang real Brasil pun menguat sekitar 5% sejak awal tahun.
Di pasar mata uang lainnya, poundsterling turun 0,1% ke US$1,2433, dan dolar Australia juga melemah 0,1% menjadi US$0,622.