Selasa, Agustus 5, 2025
28.9 C
Jakarta

Pasar Saham Terimbas Uncertainty Global, BEI Siap Luncurkan Short Selling Maret 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana meluncurkan transaksi short selling dan intraday short selling pada kuartal pertama 2025. Jika tidak ada kendala, peluncuran instrumen keuangan baru ini diperkirakan akan dilakukan pada Maret tahun ini.

“BEI menargetkan peluncuran instrumen ini dalam waktu dekat, kemungkinan sekitar Maret atau awal kuartal kedua tahun ini,” ujar Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, di Jakarta, Kamis (6/2/2025).

Peraturan yang mengatur transaksi short selling sebenarnya telah ada sejak 3 Oktober 2024, yaitu Peraturan Nomor II-H dan III-I. Namun, hingga saat ini, belum ada anggota bursa yang mendapatkan izin untuk melakukan short selling. BEI  pernah menyebut bahwa sudah ada 19 anggota bursa yang menyatakan minat untuk mendapatkan lisensi short selling.

 “Saat ini, proses finalisasi izin bagi anggota bursa yang akan menyediakan layanan short selling masih berlangsung,” terang Jeffrey.

Sebelumnya, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyatakan bahwa short selling bertujuan meningkatkan likuiditas pasar dan menciptakan penemuan harga yang adil, terutama saat pasar sedang bearish. Iman menjelaskan, short selling memberikan peluang bagi investor untuk memanfaatkan pasar yang menurun, tidak hanya saat pasar bullish. Di bursa saham lain seperti Malaysia, Thailand, dan Hong Kong, short selling bahkan dapat meningkatkan transaksi harian hingga 17%.

“Kami berharap dengan adanya short selling, likuiditas pasar akan meningkat, dan akan ada penambahan transaksi 2-3% dari transaksi harian bursa,” ujar Iman.

Sebagai langkah awal, BEI akan memperkenalkan intraday short selling. Kebijakan ini akan digunakan untuk menguji dampaknya terhadap pasar. “Kami akan mulai dengan intraday short selling untuk melihat bagaimana respons pasar,” jelas Iman.

Short Selling Bisa Jadi Strategi Hadapi Ketidakpastian Pasar

Short selling dan intraday short selling dinilai bisa membantu investor menghadapi ketidakpastian pasar global. Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, mengatakan kondisi ini dipicu oleh kebijakan perdagangan Amerika Serikat terhadap China, Kanada, dan Meksiko. Kebijakan tarif yang sempat diumumkan lalu ditunda membuat pasar semakin tidak menentu.

“Dampaknya tidak hanya terasa di negara-negara besar, tetapi juga mempengaruhi stabilitas ekonomi di Indonesia,” ujar Jeffrey.

Ia menjelaskan, ketidakpastian ini berdampak pada nilai tukar mata uang, kebijakan perdagangan, dan rantai pasokan global. Pelaku bisnis di Indonesia pun menghadapi tantangan besar. Menurutnya, investor harus lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, terutama di tengah fluktuasi pasar keuangan domestik yang makin tajam.

Meski sulit memprediksi perkembangan kondisi ini, investor bisa mengambil langkah antisipasi. Kata Jeffrey, investor berpengalaman dapat belajar dari periode ketidakpastian sebelumnya. Analisis terhadap kebijakan pemerintah, reaksi negara lain, serta tren historis dapat menjadi panduan dalam mengambil keputusan investasi yang lebih matang.

Jeffrey berharap, dengan adanya strategi baru ini, investor dapat mengelola portofolio mereka lebih optimal di tengah pasar yang penuh tantangan. “Dengan adanya strategi baru ini, investor diharapkan dapat lebih optimal dalam mengelola portofolio mereka di tengah kondisi pasar yang dinamis dan penuh tantangan,” imbuhnya.

Artikel Terkait

BEI Cabut Suspensi, Saham DCII dan Emiten Ini Kembali Bisa Diperdagangkan Mulai Besok!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka...

Pertahankan Kendali, Victoria Investama Serok 1,15% Saham BVIC, Habiskan Duit Segini

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Victoria Investama Tbk (VICO), pemegang...

SMMA Siap Investasi di Asuransi Jiwa Generali Indonesia,  Setor Duit Segini!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Manajemen PT Sinar Mas Multiartha Tbk...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru