STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE), calon emiten yang bergerak di bidang bisnis kedai kopi berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau intial public offering (IPO) sebanyak 1.880.000.000 saham dengan nilai nominal Rp70 per unit.
Seperti tergambar dalam prospektus rencana IPO saham Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE), yang diumumkan, Rabu (19/3/2025), jumlah saham yang ditawarkan ini mencapai 21,08% dari modal disetor FORE setelah IPO saham.
Penawaran umum saham FORE dilakukan pada 26 Maret-9 April 2025. Penjatahan saham FORE, dan distribusi saham secara elektronik pada 9 dan 10 April 2025. Pencatatan saham FORE di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 April 2025. Bertindak sebagai penjamin emisi efek adalah PT Mandiri Sekuritas dan PT Henan Putihrai Sekuritas.
Harga perdana saham FORE di kisaran Rp160-Rp202 per unit. Sehingga, calon emiten di bidang bisnis kedai kopi itu berpeluang mendapatkan tambahan modal Rp300,80 miliar sampai Rp379,76Â miliar.
Dana hasil IPO, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, sekitar 76% akan digunakan oleh Perseroan untuk membuka sekitar sebanyak 140 outlet baru yang saat ini belum memperoleh izin, dengan komposisi 10% untuk outlet Flagship, 80% untuk outlet Medium dan 10% untuk outlet Satellite yang termasuk tapi tidak terbatas pada biaya renovasi, biaya pengadaan peralatan dan perlengkapan outlet di wilayah Jabodetabek serta wilayah lain di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Penggunaan dana tersebut direncanakan untuk dilakukan secara bertahap dari tahun 2025 sampai tahun 2026.
Sekitar 18% akan digunakan oleh Perseroan untuk melakukan setoran modal kepada CFI dan selanjutnya akan digunakan untuk membuka sekitar sebanyak 30 outlet baru yang saat ini belum memperoleh izin, dengan komposisi 10% untuk outlet Flagship, 65% untuk outlet Medium dan 25% untuk outlet Satellite yang termasuk tapi tidak terbatas pada biaya renovasi, biaya pengadaan peralatan dan perlengkapan outlet di wilayah Jabodetabek serta wilayah lain di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Penggunaan dana tersebut direncanakan untuk dilakukan secara bertahap dari tahun 2025 sampai tahun 2027.
Adapun sisanya akan digunakan oleh Perseroan sebagai modal kerja yang termasuk tapi tidak terbatas pada pembelian bahan baku seperti biji kopi, gula/sirup, susu, dan bubuk minuman serta bahan kemasan, biaya sewa untuk outlet dan biaya utilitas, seperti biaya air, listrik, telepon dan internet. (konrad)