Minggu, September 28, 2025
31.4 C
Jakarta

BNI Punya Jurus Khusus Hadapi Pelemahan Rupiah, Ini Strateginya!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI tak tinggal diam menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Di tengah kondisi global yang penuh tekanan, bank pelat merah ini menyiapkan langkah strategis untuk menjaga kinerja tetap positif.

Salah satu caranya adalah dengan memperketat penyaluran kredit berdenominasi valuta asing (valas). BNI lebih selektif dalam memilih debitur, khususnya yang memiliki natural hedge atau perlindungan alami dalam model bisnis mereka.

“BNI secara berkala terus menerapkan manajemen risiko yang ketat, salah satunya dengan melakukan stress test terhadap kondisi makro ekonomi termasuk pergerakan nilai tukar,” ujar Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo,  di Jakarta, dikutip Kamis (10/4/2025).

Langkah ini dilakukan agar fluktuasi nilai tukar tidak mengganggu kualitas aset bank. Okki menegaskan, mitigasi risiko terus diperkuat agar dampak negatif dinamika ekonomi global bisa ditekan seminimal mungkin.

Soal likuiditas valas, BNI memastikan tidak ada masalah. Dana dalam bentuk Dolar AS diklaim masih sangat mencukupi.

“BNI menjaga kecukupan likuiditas di atas rasio yang ditetapkan oleh regulator,” kata Okki.

Rasio Liquidity Coverage Ratio (LCR) valas BNI saat ini tercatat sebesar 151,72%. Sementara itu, rasio Net Stable Funding Ratio (NSFR) berada di angka 135,13%. Kedua rasio ini jauh di atas batas minimum yang ditentukan otoritas.

Selain itu, posisi alat likuid dalam bentuk Dolar AS juga tetap terjaga. Bahkan disimpan di level yang lebih tinggi dari batas risiko internal bank.

Loan to Deposit Ratio (LDR) BNI pun tetap dalam koridor aman yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Dengan posisi likuiditas yang kuat dan pengelolaan risiko yang disiplin, BNI yakin bisa tetap stabil di tengah gejolak ekonomi dunia.

“Hal ini mencerminkan kesiapan BNI dalam menghadapi potensi tekanan likuiditas yang mungkin timbul akibat dinamika nilai tukar global,” tutup Okki.

Artikel Terkait

Transaksi DNDF Tembus US$ 212 Juta per Hari, BI Luncurkan Matchmaking OIS

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan...

Merdeka Copper (MDKA) Rugi USD15,8 Juta per Juni 2025, Ini Penyebabnya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)...

Pendapatan dan Laba Merdeka Battery (MBMA) Kompak Turun di Semester I 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Kinerja keuangan PT Merdeka Battery Materials...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru