STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Inggris menguat tipis pada penutupan perdagangan Kamis (1/5/2025) waktu setempat. Penguatan ini menjaga rekor reli panjangnya yang kini menyamai pencapaian terbaik pada 2017. Indeks FTSE 100 mencatat kenaikan 0,02% dan berhasil mencatatkan 13 hari berturut-turut dalam zona hijau.
Mengutip CNBC International, sebagian besar bursa Eropa lainnya libur dalam rangka Hari Buruh. Bursa saham di Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol tidak beroperasi.
Kinerja sejumlah emiten Inggris ikut memengaruhi pergerakan pasar. Saham Lloyds turun 2,3% setelah melaporkan penurunan laba hampir 7% di kuartal I akibat meningkatnya biaya operasional.
Saham London Stock Exchange Group juga melemah 2,3% meskipun perusahaan mencatat kenaikan pendapatan 7,8% secara tahunan pada kuartal pertama. Sementara itu, perusahaan properti Persimmon menyampaikan bahwa target penyelesaian pembangunan rumah masih sesuai jadwal.
Rolls-Royce, perusahaan pembuat mesin pesawat, mengalami kenaikan saham sebesar 1,8%. Perusahaan menegaskan kembali proyeksi laba dan arus kas untuk 2025, serta menyatakan optimisme untuk mengatasi dampak tarif AS melalui langkah-langkah mitigasi.
Di luar laporan keuangan, saham perusahaan farmasi asal Denmark, Novo Nordisk, naik 2%. Kenaikan ini terjadi setelah CVS Health, raksasa layanan kesehatan asal AS, mengumumkan rencana memperluas akses pasien terhadap obat penurun berat badan andalan Novo, Wegovy.
Mulai Juli mendatang, Wegovy akan menjadi obat GLP-1 pilihan untuk penanganan obesitas oleh Caremark, unit pengelola manfaat farmasi dari CVS Health. Kabar ini mendorong sentimen positif terhadap saham Novo Nordisk.
Kenaikan saham Novo juga terjadi tak lama setelah Eli Lilly, pesaing utama asal AS dengan produk Mounjaro, melaporkan kinerja kuartalan yang lebih baik dari perkiraan berkat lonjakan permintaan obat diabetes dan penurun berat badan.
Di sisi lain, investor juga mencermati langkah regulator Spanyol yang telah menyetujui akuisisi Banco Sabadell oleh BBVA. Proses ini masih menunggu tinjauan pemerintah dan kemungkinan adanya “remedies” tambahan dari kedua bank.
Indeks regional Stoxx 600 Eropa juga ditutup di zona hijau meski pasar global sempat goyah akibat laporan ekonomi AS yang menyusut 0,3% secara tahunan di kuartal I.
Sentimen ekonomi di kawasan euro cukup terbantu oleh data pertumbuhan ekonomi yang mencapai 0,4% di kuartal pertama, lebih tinggi dari perkiraan.
Namun, secara keseluruhan, April tetap menjadi bulan yang kurang menguntungkan bagi saham Eropa. Stoxx 600 turun 1,2%, meskipun masih lebih baik dibanding penurunan 4,2% pada Maret.
Laporan keuangan masih menjadi perhatian utama pekan ini. Beberapa perusahaan Eropa memberikan peringatan soal kenaikan harga dan ketidakpastian akibat kebijakan tarif AS. Meski begitu, sejumlah bank besar seperti UBS, Deutsche Bank, dan Barclays mencatat kinerja di atas ekspektasi.
“Secara umum, saham bank masih terlihat cukup solid secara global,” kata Max Kettner, Chief Multi-Asset Strategist HSBC kepada CNBC dalam program “Europe Early Edition”.
Ia menambahkan, “Risiko pertumbuhan yang kini banyak bersumber dari AS seharusnya memberi dukungan bagi sektor keuangan di Eropa.”
Menurutnya, saat ini masih waktu yang tepat untuk bermain aman, khususnya di pasar AS. “Saham-saham small caps dan consumer cyclicals sebaiknya dihindari. Beralihlah ke sektor defensif seperti kebutuhan pokok, layanan kesehatan, dan utilitas,” ujarnya.