STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau disebut SPINDO telah menyediakan dana untuk melunasi surat utang. Ini terdiri dari obligasi dan sukuk ijarah. Hal itu dikemukakan Johanes W Edward, Chief Strategy & Business Development Officer/Corporate Secretary & Investor Relation.
Johanes menyampaikan, sehubungan dengan kesiapan dana perusahaan untuk pembayaran obligasi berkelajutan I SPINDO tahap II 2022 Seri B dan sukuk jjarah berkelanjutan I SPINDO tahap II tahun 2022 Seri B atas rencana pembayaran pokok obligasi senilai Rp135 miliar dan sukuk sebesar Rp50 miliar. Total dana yang disiapkan Rp185 miliar.
“Sebagaimana telah kami sampaikan dalam prospektus, sumber dana utama pembayaran pokok obligasi dan sukuk Seri B jatuh tempo di 27 Juli 2025 dengan jumlah total Rp185 miliar (Prinsipal) berasal dari kas internal Perseroan,” katanya.
Johanes memberikan sedikit gambaran mengenai kinerja SPINDO selama kuartal I 2025 dan kondisi makro yang mempengaruhi. Secara umum, kinerja kuartal I 2025, SPINDO mencatat pendapatan sebesar Rp1,2 triliun, turun 6,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Hal ini diakibatkan oleh harga jual rata-rata yang menurun di tengah melemahnya harga baja global. Volume penjualan relatif stabil di angka 75 ribu ton, hanya turun 1,8% secara tahunan (YoY).
“Faktor-faktor seperti cuti Idul Fitri pada akhir Maret, beban pokok pendapatan yang turun, dan kerugian selisih kurs membuat laba bersih Spindo turun 22% menjadi Rp84 miliar,” katanya dalam keterbukaan informasi ke BEI, Kamis (26/6/2025).
Di sisi lain, struktur dan rasio keuangan kami menguat dengan rasio likuiditas sebesar 325% dan Debt Equity Ratio (DER) sebesar 0,64x. Meskipun arus kas operasi menurun secara tahunan, Perseroan tetap membukukan arus kas operasi positif sebesar Rp 250,8 miliar di tengah tantangan pasar, berkat pengelolaan modal kerja yang disiplin. Kas Perseroan juga mengalami peningkatan sebesar 23% dari 2024 menjadi Rp 620,4 miliar.
Selain itu, tekanan biaya operasional meningkat 16,3% YoY, dengan beban distribusi dan logistik naik signifikan seiring banyaknya proyek ekspor dan lokal yang dijalankan pada kuartal ini. Hal ini menunjukkan permintaan pipa baja masih tinggi.
Untuk semester II 2025, ditengah tidak menentunya kondisi ekonomi global dan domestik, kami masih optimis memandang positif peluang bisnis dan pertumbuhannya, sesuai dengan kami sampaikan sebelumnya. Dinamika yang terjadi sampai saat ini masih dalam koridor asumsi yang diperkirakan, dan belum ada kondisi yang secara material mempengaruhi outlook 1-2 tahun kedepan.