Selasa, Agustus 5, 2025
28.9 C
Jakarta

Dolar Ambruk! Pasar Yakin Suku Bunga AS Bakal Dipangkas Lagi!

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah tajam pada akhir perdagangan Jumat (1/8/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (2/8/2025) WIB. Pelemahan ini terjadi setelah data tenaga kerja dirilis lebih buruk dari perkiraan. Pasar pun makin yakin pemangkasan suku bunga akan segera dilakukan.

Mengutip CNBC International, data menunjukkan jumlah pekerjaan baru di AS hanya bertambah 73.000 pada Juli. Angka ini jauh di bawah prediksi ekonom sebesar 110.000. Selain itu, data bulan Juni direvisi turun drastis, dari 147.000 menjadi hanya 14.000.

“Itu lebih buruk dari yang diperkirakan siapa pun, dan yang paling mengejutkan adalah revisi turun untuk bulan sebelumnya,” kata Helen Given, Direktur Perdagangan di Money USA, Washington.

Akibat data tersebut, pelaku pasar kembali memasang taruhan tinggi terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Kini mereka memproyeksikan pemangkasan sebesar 63 basis poin hingga akhir tahun, naik tajam dari 34 basis poin sehari sebelumnya. Pemangkasan pertama diperkirakan akan terjadi pada September.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama turun 1,23% menjadi 98,80. Ini menjadi penurunan harian terbesar terhadap yen sejak Januari 2023.

Terhadap euro, dolar melemah 1,37% ke US$1,1571. Mata uang tunggal Eropa itu mencatatkan penguatan harian tertajam sejak April.

Dolar juga terpukul terhadap yen Jepang. Nilainya turun 2,23% ke level 147,37. Padahal sebelumnya sempat menyentuh 150,91, tertinggi sejak 28 Maret.

The Fed sebelumnya sempat memberi sinyal tidak terburu-buru memangkas suku bunga. Mereka khawatir kebijakan tarif Presiden Donald Trump bisa kembali memicu inflasi dalam beberapa bulan ke depan.

Pada Rabu lalu, Ketua The Fed Jerome Powell memberikan pandangan hawkish soal arah kebijakan suku bunga. Ia tidak memberi petunjuk soal pemangkasan pada September.

Namun situasi berubah cepat setelah laporan ketenagakerjaan terbaru dirilis.

“(Powell) memang mengatakan Rabu lalu bahwa mereka berencana mempertahankan suku bunga stabil lebih lama, tapi masih akan melihat dua data ketenagakerjaan sebelum pertemuan The Fed berikutnya. Karena data pertama ini sangat negatif… pasar tenaga kerja jelas-jelas melambat. Ini akan membuat data Agustus jadi sangat krusial,” ujar Given.

Dolar makin tertekan usai The Fed mengumumkan pengunduran diri Gubernur Adriana Kugler, yang efektif berlaku 8 Agustus.

Selain itu, Presiden Donald Trump juga memerintahkan agar Komisaris Biro Statistik Ketenagakerjaan, Erika McEntarfer, diberhentikan setelah data pekerjaan yang mengecewakan dan revisi tajam ke bawah.

Artikel Terkait

74% Emiten Cuan di Semester I 2025, Laba Naik 21%! Sektor Energi Malah Tekor!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Kinerja emiten di pasar modal Indonesia...

Kinerja Impresif Pasca IPO, Laba Bersih DKHH Capai 75% dari Target 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH),...

Emiten Industri Kesehatan (OMED) Mulai Ekspor ke AS pada 2026, Pendapatan Tumbuh 5,25%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED),...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru