Kamis, Agustus 7, 2025
28.7 C
Jakarta

Wall Street Merah Lagi, Ancaman Tarif dan Data Ekonomi Tekan Pasar!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan hari Selasa (5/8/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (6/8/2025) WIB). Kekhawatiran pasar muncul usai rilis data ekonomi yang mengecewakan serta pernyataan Donald Trump soal rencana tarif baru.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) turun 61,9 poin atau 0,14% menjadi 44.111,74. Indeks S&P 500 (SPX) 500 tergelincir 30,75 poin atau turun 0,49% menuju level 6.299,19. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi merosot 137,03 poin atau 0,65% mencapai 20.916,55.

Pelemahan terjadi setelah laporan indeks jasa dari Institute for Supply Management (ISM) stagnan pada Juli. Data ini menambah kekhawatiran akan ancaman stagflasi di Amerika Serikat. Sektor jasa menyumbang sekitar 70% dari ekonomi AS, sehingga pelemahannya dianggap sebagai sinyal negatif.

Sebelumnya, laporan ketenagakerjaan juga menunjukkan pasar tenaga kerja yang mulai melemah dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini memperburuk sentimen investor yang mulai meragukan kekuatan ekonomi AS.

Pernyataan Trump juga ikut menekan pasar. Ia menyampaikan akan mengumumkan tarif baru untuk produk semikonduktor dan farmasi.

“Kami akan segera mengumumkan tarif untuk semikonduktor dan chip, yang merupakan kategori terpisah, karena kami ingin produksi dilakukan di Amerika Serikat,” ujar Trump dalam wawancara dengan CNBC. Ia menambahkan, “Rencana ini akan kami umumkan dalam waktu sekitar satu minggu.”

Saham sektor industri ikut terpukul. Saham Caterpillar cenderung datar usai melaporkan pendapatan yang meleset dari ekspektasi. Saham Eaton bahkan turun 7% karena panduan keuangan perusahaan yang mengecewakan.

Di sisi lain, saham Palantir menjadi sorotan karena melonjak 7,9%. Perusahaan teknologi pertahanan ini mengumumkan pendapatan tahunan mereka untuk pertama kalinya menembus US$1 miliar.

Terry Sandven, Kepala Strategi Saham di U.S. Bank Asset Management, menilai pasar sedang mengalami fase konsolidasi.

“Hari ini kita melihat pasar sedikit terkoreksi, tetapi saham sudah naik cukup signifikan. Mungkin ini waktunya pasar sedikit mundur dan mengisi kembali,” ujarnya. Ia menambahkan, “Valuasi memang tinggi. Ini bukan pasar yang murah.”

Namun Sandven tetap optimistis terhadap prospek ke depan. “Inflasi cukup jinak, suku bunga berada di ambang penurunan, dan kinerja laba perusahaan cenderung naik. Semua ini menciptakan kondisi yang cukup mendukung bagi investor yang ingin mengambil risiko,” katanya.

Artikel Terkait

Bursa Asia Menguat Tipis Meski Diwarnai Ancaman Tarif Baru dari Trump

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada...

Saham Chip Eropa Merosot Usai Trump Ancam Tarif Baru

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat tipis...

Bursa Asia Naik, Meski Trump Ancam Naikkan Tarif Impor India

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup menguat pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru