Senin, Agustus 11, 2025
26.7 C
Jakarta

Dolar AS Menguat Tipis, Tapi Masih Terancam Rugi Mingguan

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada akhir perdagangan Jumat (8/8/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (9/8/2025) WIB. Kendati begitu, harga logam mulia ini tetap menuju pelemahan mingguan. Sentimen pasar dipengaruhi ekspektasi penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) yang semakin kuat setelah data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan tanda-tanda perlambatan.

Mengutip CNBC International, sejak pekan lalu, dolar AS melemah usai laporan ketenagakerjaan Juli mencatat penambahan lapangan kerja yang lebih rendah dari perkiraan. Data bulan-bulan sebelumnya juga direvisi turun secara tajam. Sinyal pelemahan juga terlihat dari sektor perumahan dan jasa yang kian lesu.

Dari sisi politik, Presiden AS Donald Trump pada Kamis mengumumkan akan mencalonkan Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Stephen Miran untuk mengisi kursi kosong di The Fed. Gedung Putih juga terus mencari kandidat tetap untuk posisi tersebut sekaligus mencari pengganti Jerome Powell yang masa jabatannya berakhir Mei mendatang.

Bloomberg melaporkan Gubernur The Fed Christopher Waller, yang sebelumnya mendukung pemangkasan suku bunga, kini menjadi kandidat kuat Ketua The Fed berikutnya. “Ini akan membuat FOMC diisi orang-orang yang kemungkinan lebih mendukung suku bunga rendah,” kata Shaun Osborne, Kepala Strategi Valuta Asing Scotiabank di Toronto.

Menurut Osborne, pasar kini menangkap kesan The Fed akan memangkas suku bunga lebih cepat dari perkiraan, bahkan mungkin lebih agresif. Data terbaru menunjukkan pelaku pasar memperkirakan 89% peluang pemangkasan suku bunga pada pertemuan September, dan mengantisipasi total penurunan sebesar 58 basis poin hingga akhir tahun.

Meski begitu, dolar index pada Jumat masih naik 0,21% ke level 98,19, namun tetap mengarah ke penurunan sekitar 0,5% dalam sepekan. Euro turun 0,09% ke US$1,1655. Sterling menguat tipis 0,06% ke US$1,3451 setelah sempat menyentuh level tertinggi dua pekan di US$1,3458.

Analis FX dan suku bunga Bank of America menyebut posisi jual dolar AS menjadi strategi dengan keyakinan tertinggi di kalangan manajer investasi untuk sisa tahun ini. “Hal ini mencerminkan ekspektasi memudar atas keunggulan ekonomi AS dan kekhawatiran terhadap independensi The Fed serta kebijakan fiskal AS,” tulis analis Bank of America. Namun, mereka mengingatkan risiko perlambatan pertumbuhan global bisa menguji strategi tersebut.

Pasar kini menantikan rilis data inflasi konsumen AS untuk Juli pada Selasa mendatang. Data ini akan menjadi acuan apakah tarif impor kembali memicu tekanan inflasi. Presiden The Fed St. Louis Alberto Musalem mengatakan bank sentral kini menghadapi risiko terhadap target inflasi dan ketenagakerjaan, sehingga harus menimbang mana yang lebih mendesak sebelum memutuskan penurunan suku bunga.

Dari pasar global, dolar AS menguat 0,41% terhadap yen Jepang menjadi 147,71. Sementara itu, bitcoin turun 0,70% ke US$116.429.

Trump juga menandatangani perintah eksekutif yang membuka peluang aset alternatif seperti ekuitas swasta, properti, dan kripto masuk dalam portofolio dana pensiun 401(k), memberi jalan bagi manajer aset untuk mengakses sebagian dari triliunan dolar tabungan pensiun warga AS.

Artikel Terkait

Kontrak Baru PP Presisi Melejit 60% di Paruh Pertama 2025, Laba Ikut Naik!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT PP Presisi Tbk (PPRE) mencatatkan...

Multisarana Eduka (MSIE) Teken Perjanjian Sewa Lahan di Bali, Nilainya Segini!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA)-  Direksi PT Multisarana Intan Eduka Tbk (MSIE)...

BTN Bidik Bisnis Kredit Kendaraan, Fokus ke Debitur KPR Subsidi

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru