STOCKWATCH.ID (JAKARTA) –– Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengumumkan adanya aktivitas perdagangan tidak biasa atau Unusual Market Activity (UMA) pada sejumlah saham. Peringatan ini dikeluarkan demi melindungi investor di tengah lonjakan harga yang dinilai di luar kebiasaan.
Yulianto Aji Sadono, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, menjelaskan pengumuman UMA tidak serta-merta menandakan adanya pelanggaran aturan pasar modal. Menurutnya, BEI saat ini tengah mencermati perkembangan pola transaksi pada beberapa emiten yang mengalami pergerakan harga signifikan.
“Dalam rangka perlindungan investor, dengan ini kami menginformasikan adanya indikasi pola transaksi yang tidak wajar pada beberapa saham yang di luar kebiasaan,” jelas Yulianto dalam keterbukaan informasi di laman BEI, dikutip Jumat (22/8/2025).
Salah satu saham yang masuk pengawasan BEI adalah PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI). Saham ini kembali terpantau tidak wajar setelah sebelumnya juga mendapat status UMA pada 20 November 2024. Informasi terakhir terkait emiten ini tercatat pada 6 Agustus 2025 lewat laporan bulanan registrasi pemegang efek.
PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT) juga masuk radar pengawasan. Saham perusahaan ini mengalami peningkatan harga signifikan sehingga BEI mengeluarkan peringatan UMA. Informasi terakhir mengenai PSKT dipublikasikan pada 7 Agustus 2025 terkait penjelasan atas volatilitas transaksi.
Selain itu, saham PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) ikut terpantau mencurigakan. Peningkatan harga yang terjadi dinilai tidak wajar. Emiten ini terakhir merilis laporan bulanan registrasi pemegang efek pada 7 Agustus 2025.
Kasus serupa juga terjadi pada PT Remala Abadi Tbk (DATA). BEI bahkan mencatat emiten ini berulang kali masuk daftar UMA hingga sempat beberapa kali disuspensi pada awal tahun 2025. Informasi terakhir terkait DATA dipublikasikan pada 8 Agustus 2025 mengenai laporan kepemilikan saham.
Tak hanya itu, saham PT Acset Indonusa Tbk (ACST) juga terpantau bergerak di luar kebiasaan. Perusahaan ini terakhir menyampaikan laporan bulanan registrasi pemegang efek pada 7 Agustus 2025.
BEI mengingatkan agar investor lebih cermat sebelum mengambil keputusan. Yulianto menegaskan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan investor dalam situasi seperti ini.
“Para investor diharapkan memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja perusahaan dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action bila belum disetujui RUPS, serta mempertimbangkan kemungkinan yang dapat timbul sebelum mengambil keputusan investasi,” tuturnya.
Harga Saham
Pada penutupan perdagangan Kamis, 21 Agustus 2025, saham PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) turun 75 poin atau 1,27% ke level Rp5.850 per saham. Saham ini dibuka di Rp5.925 dan sempat menyentuh level tertinggi Rp6.000 sebelum tergelincir ke posisi terendah Rp5.775.
Kapitalisasi pasar TCPI tercatat Rp29,25 triliun. Emiten ini memiliki rasio price to earning (P/E) sangat tinggi di 273,04. Tingkat imbal hasil dividen hanya 0,085% dengan dividen triwulanan Rp1,243 per saham. Dalam setahun terakhir, harga TCPI pernah menyentuh puncak di Rp7.750 dan titik terendah di Rp4.510.
Berbeda dengan TCPI, saham PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT) justru menguat. Harga sahamnya naik 8,70% atau bertambah Rp8 ke level Rp100 per saham. Saham ini dibuka di Rp101, sempat menyentuh level tertinggi Rp101, lalu turun hingga Rp98.
Kapitalisasi pasar PSKT tercatat Rp1,04 triliun. Dalam setahun terakhir, saham ini bergerak di rentang Rp19 hingga Rp101.
Kenaikan lebih tajam terjadi pada saham PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM). Saham emiten properti ini melesat 33,33% ke level Rp72. Lonjakan ini menambah Rp18 dari harga pembukaan di Rp54. Sepanjang perdagangan, saham DFAM bergerak di kisaran Rp52 hingga Rp72.
Kapitalisasi pasarnya tercatat Rp136,79 miliar. Meski demikian, data menunjukkan rasio price to earnings (P/E) dan dividend yield belum tersedia. Dalam setahun terakhir, harga saham DFAM pernah jatuh ke Rp50 dan melonjak ke Rp72 yang kini menjadi level tertinggi.
Saham PT Data Sinergitama Jaya Tbk (DATA) juga tak kalah panas. Harganya melesat 25% ke level Rp2.950 per saham, naik Rp590 dibandingkan hari sebelumnya. Saham ini dibuka di Rp2.550, sempat menyentuh level tertinggi Rp2.950, dan turun ke titik terendah Rp2.470.
Kapitalisasi pasar DATA kini mencapai Rp4,06 triliun. Emiten ini memiliki rasio P/E 39,26 kali dan tidak membagikan dividen. Dalam setahun terakhir, saham DATA melonjak drastis dari titik terendah Rp400 hingga menyentuh rekor tertinggi Rp2.950.
Kejutan besar juga datang dari saham PT Acset Indonusa Tbk (ACST). Harga sahamnya naik 34,71% atau 42 poin ke level Rp163. Sepanjang perdagangan, ACST bergerak di kisaran Rp134 hingga Rp163.
Saham ini dibuka di Rp134 dan ditutup di posisi tertinggi hari itu. Level tersebut juga menjadi titik tertinggi dalam 52 minggu terakhir. Sementara harga terendah setahun terakhir berada di Rp64 per saham. Dengan lonjakan tersebut, kapitalisasi pasar ACST kini mencapai Rp2,88 triliun.