Senin, Maret 17, 2025
25.9 C
Jakarta

Sunarso Geram! Sindir YouTuber yang Bikin Investor Ritel BBRI Ketakutan

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Sunarso, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), tak bisa menyembunyikan kegeramannya. Ia menyentil content creator di YouTube yang dinilai menyebarkan ketakutan soal saham BBRI. Menurutnya, konten semacam itu bisa merugikan investor ritel.

“Analisanya kadang-kadang juga di awang-awang itu. Kemudian menakut-nakuti dengan ini, itu, ini, itu. Terungkap sudah. Terbongkar sudah,” ujar Sunarso dalam acara Kompas 100 Outlook: Investasi Berkelanjutan di dalam Ekosistem Bisnis Global di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/2/2025). Pernyataannya ini bahkan disambut tawa para tamu yang hadir.

Ia mengaku geram dengan konten yang cenderung membangun narasi negatif tanpa dasar yang kuat. “Saya terus terang saja, pengen saya cari orangnya itu. Dan itu tau ga? Itu sebenarnya mengganjal program-program Bursa. Karena itu menakut-nakuti investor ritel,” tegasnya.

Sunarso pun langsung mengadukan hal ini kepada Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI, yang juga hadir di acara tersebut. Ia menilai konten-konten tersebut bisa menghambat program edukasi pasar modal yang sedang digencarkan BEI.

“Itu Pak Jeffrey, itu sebenarnya sangat mengganggu program Bursa. Maka orang akan menjadi enggan untuk menabung saham dan sebagainya,” imbuhnya.

Sunarso menegaskan, orientasi investasi di pasar modal seharusnya bersifat jangka panjang. BRI sendiri, lanjutnya, tidak hanya fokus memberikan kredit kepada UMKM. Lebih dari itu, mereka perlu diajarkan untuk menabung dalam berbagai bentuk, termasuk emas dan saham.

“Kalau semua ditakut-takuti untuk menjadi trader?” ungkap dia dengan nada heran.

Sunarso menegaskan, menghadapi sentimen negatif seperti ini, apalagi di tengah tekanan terhadap saham BBRI, manajemen Perseroan tetap fokus pada hal yang bisa dikontrol.

“Cara meng-counternya apa? Kita sebagai CEO, manajemen BRI, tetap fokus pada pelaksanaan bisnis dengan governance yang benar, risk management yang baik, dan insya Allah menghasilkan resiliensi di performa,” jelasnya.

Ia juga menekankan fundamental BRI yang kuat. “Dalam situasi yang sangat tidak mudah, kita masih bisa membukukan laba Rp60 triliun. Dan Rp60 triliun itu tidak perlu juga kita tahan sebagai modal, karena modal kita sangat-sangat kuat. Sehingga kalau diizinkan, kita bagi semua untuk dividen juga enggak masalah,” tandasnya.

Menurut Sunarso, YouTuber yang terus menerus menyebarkan ketakutan tentang saham BBRI sebenarnya tidak memahami fundamental bisnis BRI yang sangat kuat. Ia justru menantang mereka untuk melihat pertumbuhan kinerja BRI secara nyata.

“Cek dari semua perbankan big cap, berapa pertumbuhan PPOP (pre-provisioning operating profit)? Itu sesungguhnya real pertumbuhan. PPOP BRI tumbuh 9,6%,” ungkapnya.

Sunarso juga menyentil bahwa bisnis perbankan, khususnya BRI, memiliki daya tahan yang jauh lebih kuat dibandingkan sekadar bisnis konten analisa saham di YouTube.

“Saya mau bertanya sekarang. Bisnis apa yang bisa menghasilkan laba Rp60 triliun? Bisnis YouTube? Bisnis ngajar kelas analisa saham? Gak akan dapat Rp60 triliun. Meskipun tiap hari bikin fear factor seperti itu, gak akan dapat Rp60 triliun. BRI masih bisa menghasilkan Rp60 triliun. Itu dulu,” tegasnya.

Keuntungan besar tersebut, menurutnya, juga dikembalikan kepada pemegang saham, termasuk negara. “Kemarin dividen interim saja Rp10,8 triliun kita kasih ke negara. Total dividen interim Rp20 triliun kita bagikan ke pemegang saham. Pasti nanti totalnya ada, nunggu RUPS,” jelasnya.

Selain itu, Sunarso juga mengungkapkan bahwa BRI tetap menjaga kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.

“Kita jaga, makanya rasio coverage terhadap NPL-nya 215%. Artinya kalau terjadi pemburukan, kita masih punya cadangan untuk menghapus buku. PPOP kita tumbuh 9,6%,” ujarnya.

Sunarso juga menyebut bahwa pada 2023, BRI melakukan hapus buku sebesar Rp32,7 triliun, sementara pada 2024 jumlahnya meningkat menjadi Rp42 triliun.

“Bayangkan kalau saya hapus buku cuma Rp20 triliun saja. Laba BRI itu bukan Rp60 triliun, tapi Rp80 triliun. Dan itulah kehati-hatian manajemen,” pungkasnya.

Sepanjang 2024, BRI mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp60,64 triliun. Total aset BRI hingga akhir Desember 2024 mencapai Rp1.992,98 triliun, tumbuh 1,42% dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh penyaluran kredit yang selektif dan berkualitas, dengan fokus utama pada UMKM.

Pada 2024, BRI menyalurkan kredit sebesar Rp1.354,64 triliun atau naik 6,97% secara tahunan. Seluruh segmen pinjaman mencatat pertumbuhan positif. Kredit UMKM masih mendominasi dengan porsi 81,97% dari total kredit, mencapai Rp1.110,37 triliun.

Kualitas kredit juga membaik. Rasio kredit bermasalah (NPL) turun dari 2,95% pada akhir 2023 menjadi 2,78% di akhir 2024. Untuk menjaga stabilitas, BRI menyiapkan pencadangan yang cukup dengan NPL Coverage sebesar 215,01%.

Dari sisi simpanan, BRI berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1.365,45 triliun. Dana murah (CASA) mendominasi dengan porsi 67,30% atau setara Rp918,98 triliun.

Artikel Terkait

NINE Siap Gelar Right Issue 2,157 Miliar Saham, Dananya Buat Modal Kerja!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Manajemen PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE)...

Bahana Sekuritas Prediksi IHSG Menguat Hari Ini, Cek Daftar Saham-yang Wajib Masuk Watchlist

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa...

AVIA Akuisisi 16,67 Saham Dextone! Segini Nilainya!

STOCKWATCH.ID (SURABAYA) - PT Avia Avian Tbk (AVIA) atau...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini