STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) kembali tertekan pada akhir perdagangan Selasa (16/9/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (17/9/2025) WIB. Greenback jatuh ke level terendah dalam empat tahun terhadap euro. Pelemahan ini terjadi karena investor semakin yakin Federal Reserve akan memangkas suku bunga pekan ini.
Mengutip CNBC International, euro menguat 0,9% menjadi US$1,868, tertinggi sejak September 2021. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama, turun 0,7% ke posisi 96,61. Angka ini merupakan level terendah sejak 3 Juli.
Kondisi dolar yang sempat stabil beberapa bulan terakhir kini kembali dijual pelaku pasar. Penyebabnya adalah meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed serta desakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar kebijakan moneter dilonggarkan lebih agresif.
Pasar menilai peluang besar pemangkasan 25 basis poin pada Rabu mendatang. Data pasar tenaga kerja yang terus melemah dalam beberapa minggu terakhir menjadi alasan utama meningkatnya spekulasi tersebut.
“Dolar diperdagangkan dengan nada lemah di semua lini karena investor bersiap menghadapi pesan dovish dalam voting, ringkasan proyeksi ekonomi, dan konferensi pers The Fed pada Rabu,” ujar Karl Schamotta, Chief Market Strategist di Corpay.
Schamotta menambahkan, “Jerome Powell & Co diperkirakan akan meredam risiko inflasi dan menunjukkan keberpihakan jelas pada dukungan pasar tenaga kerja. Itu bisa membuka jalan bagi serangkaian pemangkasan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan.”
Data penjualan ritel AS pada Agustus memang lebih tinggi dari perkiraan. Namun, investor tetap khawatir soal pertumbuhan ekonomi di tengah pelemahan pasar tenaga kerja dan kenaikan harga barang akibat tarif impor.
“Ada lonjakan belanja di restoran dan bar serta kenaikan besar dalam belanja online. Konsumen masih tertekan, tapi belum menyerah,” kata Brian Jacobsen, Chief Economist di Annex Wealth Management.
Pound sterling juga menguat 0,5% menjadi US$1,3659, level tertinggi dalam lebih dari dua bulan. Data terbaru menunjukkan pasar tenaga kerja Inggris kehilangan tenaga, yang bisa mengurangi kekhawatiran Bank of England soal tekanan inflasi.
Sementara itu, euro mendapat dukungan tambahan dari data produksi industri kawasan euro yang naik tipis pada Juli. Keyakinan investor Jerman juga meningkat pada September, menurut survei ZEW, memberi sinyal adanya optimisme hati-hati di kawasan tersebut.
Dolar AS juga melemah 0,7% terhadap yen ke level 146,35. Pasar menunggu keputusan Bank of Japan pada Jumat, dengan ekspektasi suku bunga tetap di 0,5%. Di Jepang, situasi politik memanas setelah Menteri Pertanian dan juru bicara pemerintah resmi ikut maju dalam perebutan kursi Perdana Menteri menggantikan Shigeru Ishiba yang mengundurkan diri bulan lalu.
