Selasa, September 30, 2025
29.7 C
Jakarta

Dolar AS Melemah Jelang Potensi Shutdown Pemerintah AS

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah terhadap mata uang utama pada perdagangan Senin (29/9/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (30/9/2025) WIB. Pelemahan terjadi menjelang laporan nonfarm payrolls yang dijadwalkan Jumat ini.

Mengutip CNBC International, data perumahan, barang tahan lama, dan revisi Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal kedua menunjukkan angka lebih tinggi dari prediksi. Klaim pengangguran juga turun tajam. Kondisi ini memicu pengurangan ekspektasi pemotongan suku bunga oleh The Fed.

Ancaman shutdown pemerintah AS menambah tekanan pada dolar. Pendanaan pemerintah dijadwalkan habis pada Selasa tengah malam. Presiden Donald Trump akan menggelar pertemuan dengan pimpinan kongres di Gedung Putih sebagai upaya terakhir menyelesaikan kebuntuan.

Marc Chandler, Kepala Strategi Pasar di Bannockburn Forex, mengatakan, “Hari ini kami sedang berkonsolidasi, sedikit lebih berat. Banyak bergantung pada apakah pemerintah akan ditutup tengah malam besok.”

Departemen Tenaga Kerja AS mengonfirmasi bahwa lembaga statistiknya akan menangguhkan rilis data ekonomi, termasuk laporan pekerjaan bulanan September, jika terjadi shutdown parsial.

Pada perdagangan sore, dolar turun 0,6% menjadi 148,61, setelah pekan lalu mencatat kenaikan mingguan terbesar lebih dari 1% sejak awal Juli. Indeks dolar – ukuran nilai dolar terhadap sekeranjang mata uang asing – turun 0,2% menjadi 97,9, setelah pekan lalu naik 0,5%.

Euro, komponen terbesar indeks dolar, naik 0,3% menjadi US$1,1731. Sterling menguat 0,3% ke US$1,3436, sedangkan franc melemah 0,1% ke 0,7973.

Traders memperkirakan pemotongan suku bunga The Fed sebesar 42 basis poin pada Desember dan total 105 basis poin hingga akhir 2026, sedikit lebih rendah dari proyeksi pertengahan September.

Karl Schamotta, Kepala Strategi Pasar di Corpay, Toronto, menambahkan, “Sejarah menunjukkan shutdown pemerintah yang singkat seharusnya berdampak relatif modest terhadap ekonomi dan pasar mata uang.”

Investor juga menantikan data lowongan kerja, payroll swasta, dan ISM manufacturing PMI menjelang laporan pekerjaan Jumat. Perhatian pasar tetap pada perang di Ukraina dan potensi kenaikan pengeluaran militer.

Di Jepang, perbedaan prospek suku bunga antara The Fed dan Bank of Japan menjadi sorotan, dengan indikasi pergeseran hawkish di jajaran BOJ.

Artikel Terkait

Pendapatan TEBE Anjlok 23,6%, Begini Penjelasan Manajemen ke BEI

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Darma Henwa Tbk (TEBE)...

Buana Finance Kantongi Pinjaman Rp500 Miliar dari BCA untuk Perkuat Modal Kerja

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Buana Finance Tbk (BBLD) menandatangani...

Dolar AS Melemah Tipis, tapi Masih Catat Kenaikan Dua Pekan Beruntun

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru