STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan tujuh saham dan satu waran mulai sesi I hari ini. Langkah ini diambil setelah harga saham-saham tersebut naik signifikan dalam waktu singkat.
Saham yang disuspensi antara lain PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), PT Bank Permata Tbk (BNLI), PT Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO), PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) beserta Waran Seri I (MEJA-W), PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN), dan PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE).
Suspensi dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, sedangkan untuk MEJA-W mencakup seluruh pasar. Sebagian saham disuspensi hingga pengumuman lebih lanjut, sementara sebagian lainnya dilakukan sebagai cooling down.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menegaskan keputusan ini sebagai langkah perlindungan investor. “Penghentian sementara perdagangan saham ini dilakukan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan secara matang setiap pengambilan keputusan investasinya,” ujarnya, dalam keterbukaan informasi di laman Bursa, dikutip Selasa (30/9/2025).
Ia juga menekankan pentingnya keterbukaan informasi. “Bursa mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan,” tandas Yulianto.
Harga Saham
Harga saham SRAJ pada perdagangan Senin, 29 September 2025, ditutup di level Rp10.625 per saham. Angka ini naik Rp125 atau 1,19% dari penutupan sebelumnya di Rp10.500.
SRAJ dibuka di harga Rp10.675 dan sempat bergerak di kisaran Rp10.525 hingga Rp10.725. Volume transaksi mencapai 108.900 lembar. Sepanjang tahun berjalan, harga tertinggi SRAJ tercatat Rp10.625 pada 29 September 2025, sementara terendah Rp2.320 pada 17 Februari 2025. Dalam 52 minggu terakhir, saham ini bergerak di rentang Rp2.250 sampai Rp11.000. Kapitalisasi pasar SRAJ kini menyentuh Rp130,03 triliun.
VKTR juga mencuri perhatian. Saham emiten kendaraan listrik ini melesat hingga ditutup di Rp232 per saham, melonjak 16% atau 32 poin dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp200 pada 26 September 2025.
VKTR sempat dibuka di Rp200, lalu terbang ke level tertinggi Rp250 sebelum terkoreksi ke posisi terendah Rp188. Volume transaksi mencapai 243,3 juta saham, mencetak rekor tertinggi sepanjang tahun di level Rp232. Harga terendah sejak awal 2025 masih tercatat di Rp62 pada 9 April. Dalam 52 minggu terakhir, VKTR bergerak di kisaran Rp60 hingga Rp250 dengan kapitalisasi pasar Rp10,15 triliun.
Saham BNLI ikut melonjak tajam. Pada perdagangan 29 September 2025, harga ditutup di Rp5.950 per saham, naik 12,26% atau Rp650 dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp5.300.
BNLI dibuka di Rp5.250 dan sempat turun ke Rp5.200. Namun, saham ini berhasil terbang hingga menyentuh Rp6.000 sebelum ditutup di Rp5.950. Volume transaksi mencapai 1.159.700 lembar. Sepanjang 2025, harga tertinggi tercatat di Rp5.950, sementara terendah di Rp965 pada 7 Januari. Dalam 52 minggu terakhir, saham BNLI bergerak di kisaran Rp925 hingga Rp6.000. Kapitalisasi pasar kini menembus Rp215,27 triliun.
PICO juga menutup perdagangan dengan kenaikan. Saham ditutup di Rp350 per saham, naik Rp14 atau 4,17% dari penutupan sebelumnya di Rp336 pada 26 September 2025.
PICO sempat menyentuh Rp362 sebagai level tertinggi dan Rp338 sebagai level terendah, dengan volume transaksi 11.873.600 lembar. Dalam setahun terakhir, saham ini bergerak di rentang Rp87 hingga Rp390. Harga terendah tahun ini tercatat di Rp90 pada 9 April, sementara tertinggi terjadi pada 29 September di Rp350. Kapitalisasi pasar PICO kini mencapai Rp198,93 miliar.
Saham MEJA juga naik signifikan. Pada perdagangan Senin, 29 September 2025, saham ini ditutup di Rp162 per saham, naik 9,46% atau 14 poin dari penutupan sebelumnya di Rp148.
MEJA dibuka di Rp148 dan sempat bergerak di rentang Rp141 hingga Rp162. Volume transaksi mencapai 100,66 juta lembar. Dalam 52 minggu terakhir, saham MEJA bergerak di kisaran Rp32 hingga Rp446. Sepanjang 2025, harga tertinggi tercatat di Rp444 pada 27 Maret dan terendah di Rp34 pada 6 Agustus. Kapitalisasi pasar MEJA kini berada di Rp310,64 miliar.
Saham PGUN mencatat lonjakan paling tajam. Pada perdagangan 29 September 2025, saham ditutup di Rp18.400 per saham, melesat Rp3.050 atau 19,87% dari penutupan sebelumnya di Rp15.350.
Sepanjang perdagangan, PGUN dibuka di Rp18.400 dan bergerak di kisaran Rp18.200 hingga Rp18.400. Volume transaksi tercatat sebanyak 239.600 lembar. Lonjakan ini membuat PGUN mencetak rekor harga tertinggi sepanjang tahun. Harga terendah tahun ini masih tercatat di Rp424 pada 2 Januari. Dalam 52 minggu terakhir, saham PGUN bergerak di rentang Rp378 hingga Rp18.400. Kapitalisasi pasar kini mencapai Rp105,57 triliun.
RISE juga ikut meroket. Saham emiten properti ini ditutup di Rp3.470 per saham, naik Rp690 atau 24,82% dari penutupan sebelumnya di Rp2.780 pada 26 September 2025.
RISE mencetak rekor baru harga tertinggi sepanjang tahun di Rp3.470. Sebelumnya, harga terendah tercatat di Rp990 pada 11 Maret. Dalam 52 minggu terakhir, saham ini bergerak di kisaran Rp935 hingga Rp3.470. Volume perdagangan mencapai 126.200 lembar, dengan kapitalisasi pasar kini menembus Rp37,97 triliun.