Sabtu, Oktober 18, 2025
27.8 C
Jakarta

Laba Turun, Asri Karya Lestari (ASLI) Fokus Efisiensi dan Kejar Proyek Baru Senilai Rp320 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) menjelaskan penyebab turunnya laba pada kuartal II-2025. Diketahui, laba bruto ASLI tercatat turun tajam menjadi Rp4,08 miliar dari sebelumnya Rp22,93 miliar. Perusahaan juga mencatat rugi usaha sebesar Rp17,77 miliar, melonjak dibanding rugi usaha tahun sebelumnya yang hanya Rp889,05 juta.

Rugi sebelum pajak ikut membengkak menjadi Rp17,69 miliar dari sebelumnya Rp1,03 miliar. Sementara rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat signifikan menjadi Rp19,91 miliar hingga Juni 2025 dari Rp3,66 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur ASLI, Yudra Saputra, menyampaikan penurunan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga pokok pendapatan, khususnya pada biaya logistik dan tenaga kerja untuk proyek di wilayah Kalimantan.

“Jika dibandingkan dengan periode Desember 2024, laba tahun berjalan memang turun, namun pendapatan per Juni 2025 justru naik 7,6% dibanding Juni 2024. Ini menunjukkan nilai pekerjaan yang kami peroleh meningkat,” ujar Yudra dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (17/10/2025).

Perusahaan konstruksi ini saat ini sedang mengikuti sejumlah tender besar. Salah satunya proyek pembangunan jalan dan jembatan akses kawasan perumahan milik PT Bumi Bandara Indah senilai Rp320 miliar. Selain itu, ASLI juga ikut tender pembangunan infrastruktur jalan dan saluran fase 2 dan 3 senilai Rp58 miliar dari PT Karabha Digdaya, serta proyek jembatan Taman Kopo Indah 5 senilai Rp15 miliar dari PT Duta Sarana Asri Mulia.

Yudra menjelaskan, perusahaan kini berfokus mengoptimalkan proyek-proyek yang sedang berjalan agar lebih efisien. “Kami berupaya meningkatkan kinerja proyek eksisting dari induk dan anak perusahaan agar omzet serta profitabilitas di tahun ini bisa naik,” katanya.

ASLI menilai kondisi makroekonomi Indonesia masih kondusif untuk pertumbuhan, ditopang oleh kebijakan pemerintah yang mendorong belanja modal non-APBN dan industri lokal. Meski proyek strategis nasional seperti jalan tol mulai berkurang, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan infrastruktur ketahanan pangan tetap menjadi prioritas pemerintah.

Perusahaan juga mulai memperluas fokus bisnis dari proyek berbasis APBN menuju pembiayaan kreatif, kemitraan, dan proyek swasta. “Kami memprioritaskan proyek swasta, BUMN, pemerintah daerah, dan kerja sama badan usaha (KPBU) yang memiliki arus kas lebih sehat dan margin lebih baik,” ungkap Yudra. Ia optimistis strategi ini akan menjamin backlog pekerjaan jangka panjang hingga 2026 dan seterusnya.

Terkait persaingan usaha, Yudra menyebut industri konstruksi masih didominasi kontraktor BUMN dan beberapa swasta besar. Namun pergeseran fokus pemerintah dari jalan tol ke proyek hilirisasi, ketahanan pangan, dan IKN justru menjadi peluang bagi ASLI. “Kami melihat ruang kompetisi di sektor swasta semakin terbuka, terutama bagi perusahaan dengan spesialisasi di bidang general contractor, sub-contractor, dan penyewaan alat berat,” jelasnya.

ASLI juga menegaskan tidak memiliki perkara hukum yang berdampak material, baik di tingkat perseroan, anak usaha, maupun manajemen. Selain itu, manajemen menilai pergerakan harga saham ASLI sepenuhnya terjadi karena mekanisme pasar.

“Tingginya minat investor kemungkinan karena respons positif terhadap performa perusahaan. Kami akan terus fokus pada strategi pertumbuhan berkelanjutan dengan peningkatan kinerja operasional dan efisiensi,” ujar Yudra.

Artikel Terkait

Dolar AS Melemah terhadap Euro, Pasar Waspadai Ketegangan AS–China dan Sinyal Dovish The Fed

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Tumbuh 32,16%, Laba Bali Towerindo Rp138,72 Miliar per September 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI)...

Penerbitan Surat Utang Korporasi Masih Prospektif di Akhir 2025, Tapi Waspadai Risiko – risiko Ini

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru