STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak dunia berakhir stabil pada perdagangan Jumat (17/10/2025), waktu setempat atau Sabtu pagi (18/10/2025) WIB. Meski begitu, harga komoditas ini masih mencatat penurunan mingguan lebih dari 2%. Tekanan muncul karena proyeksi kelebihan pasokan dari Badan Energi Internasional (IEA) dan meredanya ketegangan geopolitik di beberapa kawasan.
Mengutip CNBC International, kontrak berjangka Brent naik tipis 23 sen atau 0,38% menjadi US$61,29 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 8 sen atau 0,14% ke level US$57,54 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Tekanan jual di pasar meningkat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat menggelar pertemuan baru di Hungaria dalam dua minggu ke depan untuk membahas perang di Ukraina. Kesepakatan itu terjadi di tengah gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas di Gaza.
Langkah diplomatik tersebut menumbuhkan optimisme pasar terhadap menurunnya risiko geopolitik global. “Kita sudah melihat kesepakatan damai bersejarah di Timur Tengah, Iran sudah netral, dan kini Ukraina. Risiko besar di pasar telah berkurang secara signifikan,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
Namun, meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali menekan sentimen pasar. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global dan penurunan permintaan energi. “Kondisi ini menghancurkan kepercayaan pasar,” ujar Jorge Montepeque, Managing Director di Onyx Capital Group. Ia menilai ekonomi Amerika Serikat akan segera terdampak oleh ketidakpastian tersebut.
Selain faktor geopolitik, pasar juga dibayangi lonjakan pasokan minyak global. IEA memproyeksikan kelebihan pasokan akan meningkat pada 2026. Sementara itu, data terbaru dari Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mencatat persediaan minyak mentah AS naik 3,5 juta barel menjadi 423,8 juta barel pekan lalu, jauh di atas perkiraan analis yang hanya 288.000 barel.
Kenaikan stok minyak disebabkan rendahnya aktivitas penyulingan karena banyak kilang memasuki masa perawatan musim gugur. Produksi minyak AS juga naik ke rekor tertinggi, yakni 13,636 juta barel per hari.
Insiden kebakaran di kilang BP di Whiting, Indiana, turut memengaruhi pasar regional. Flynn menjelaskan kebakaran itu kemungkinan hanya berdampak pada kawasan Midwest. Sementara Patrick DeHaan, Kepala Analisis Minyak di GasBuddy, mengatakan harga bensin di wilayah Great Lakes berpotensi melonjak. “Harga bensin di wilayah Great Lakes melonjak akibat kebakaran kilang BP semalam dan bisa segera mengalami siklus kenaikan,” tulis DeHaan di platform X. “Untuk saat ini, harga grosir mengarah pada kenaikan sekitar 20 sen per galon.”
Dengan kombinasi faktor geopolitik yang mereda, meningkatnya pasokan, dan kekhawatiran ekonomi global, harga minyak menutup pekan ini dengan nada lemah. Investor kini menunggu hasil pembicaraan antara Amerika Serikat dan Rusia serta arah kebijakan energi global menjelang akhir tahun.
