Jumat, November 28, 2025
33.6 C
Jakarta

Harga Minyak Turun Lebih dari 1% Setelah Muncul Laporan Kesepakatan Damai Ukraina

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak dunia melemah lebih dari 1% pada penutupan perdagangan Selasa (25/11/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (26/11/2025) WIB. Penurunan terjadi lebih dari 1% setelah muncul laporan media yang mengutip pejabat Amerika Serikat mengenai dugaan Ukraina telah menyetujui kesepakatan damai.

Mengutip CNBC International, kontrak berjangka Brent turun 89 sen atau 1,4% dan ditutup di US$62,48 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 89 sen atau 1,51% ke US$57,95 per bare, di New York Mercantile Exchange.

ABC News dan CBS News melaporkan pejabat Amerika Serikat menyebut Ukraina telah sepakat terhadap kerangka kesepakatan damai. Seorang pejabat Ukraina mengatakan kepada Reuters Kyiv mendukung esensi kerangka perdamaian usai pembicaraan dengan Amerika Serikat di Jenewa, meski beberapa isu sensitif masih harus dibahas langsung oleh para presiden.

Kepala Keamanan Nasional Ukraina Rustem Umerov menyampaikan Presiden Volodymyr Zelenskiy bisa berkunjung ke Amerika Serikat dalam beberapa hari ke depan untuk merampungkan kesepakatan dengan Presiden Donald Trump demi mengakhiri perang Ukraina dengan Rusia.

Analis UBS Giovanni Staunovo menilai informasi tersebut belum final. “Beberapa media melaporkan Ukraina setuju pada kesepakatan damai,” ujarnya. “Meski begitu, perlu dua pihak untuk membuatnya terjadi, dan belum jelas apakah Rusia juga setuju.”

Potensi kesepakatan damai bisa membuka jalan pencabutan sanksi terhadap Moskow. Kondisi ini berpotensi melepaskan pasokan minyak Rusia yang selama ini tertahan.

Pada perdagangan Senin, kedua acuan minyak masih menguat 1,3%. Saat itu, pasar menilai peluang kesepakatan damai masih diragukan sehingga ekspektasi masuknya pasokan Rusia tidak terlalu besar.

Prospek pasokan minyak global pada 2026 juga dinilai longgar. Banyak proyeksi menunjukkan pertumbuhan pasokan akan melampaui kenaikan permintaan. Kekhawatiran oversupply belakangan ini menekan sentimen pasar.

“Dalam jangka pendek, risiko utama adalah kelebihan pasokan dan level harga saat ini terlihat rentan,” ujar analis Phillip Nova Priyanka Sachdeva dalam catatan riset.

Sanksi baru terhadap Rosneft dan Lukoil juga membuat beberapa kilang di India mengurangi pembelian minyak Rusia. Perusahaan seperti Reliance mengambil langkah serupa. Dengan opsi penjualan yang lebih terbatas, Rusia kini mencari cara meningkatkan ekspor ke China.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak menyampaikan Moskow dan Beijing terus membahas upaya memperluas penjualan minyak Rusia ke China.

Meski begitu, analis tetap fokus pada risiko ketidakseimbangan suplai dan permintaan. Deutsche Bank memperkirakan surplus minyak 2026 akan mencapai setidaknya 2 juta barel per hari dan tidak melihat peluang defisit hingga 2027. “Arah pasar menuju 2026 tetap bearish,” ujar analis Michael Hsueh.

Pasar minyak mendapat sedikit dukungan dari meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada pertemuan 9–10 Desember. Beberapa pejabat The Fed telah menyatakan dukungan terhadap pemangkasan.

Suku bunga lebih rendah bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Harga Emas Dunia Tergelincir Saat Libur Thanksgiving, Ternyata Ini Penyebabnya!

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak turun tipis...

Libur Thanksgiving Bikin Pasar Sepi, Harga Minyak Dunia Naik Tipis Gara-gara Isu Perang

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak dunia bergerak naik pada...

Harga Emas Dunia Menguat Seiring Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak naik dan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru