Jumat, November 28, 2025
30.8 C
Jakarta

Libur Thanksgiving Bikin Pasar Sepi, Harga Minyak Dunia Naik Tipis Gara-gara Isu Perang

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak dunia bergerak naik pada penutupan perdagangan Kamis (27/11/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (28/11/2025) WIB. Kenaikan ini terjadi di tengah sepinya transaksi lantaran pasar Amerika Serikat (AS) sedang libur perayaan Thanksgiving.

Meskipun volume perdagangan rendah, investor tetap memantau perkembangan geopolitik global. Fokus utama pasar tertuju pada perundingan damai untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Mengutip CNBC International, kontrak berjangka Brent ditutup menguat 21 sen atau 0,2%. Harganya kini bertengger di level US$ 63,34 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) terangkat 45 sen atau 0,8% menjadi US$ 59,10 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Analis komoditas SEB, Ole Hvalbye, menilai pasar sedang bimbang. Ada percampuran antara harapan dan skeptisisme terkait upaya perdamaian baru di Ukraina.

Delegasi AS dan Ukraina dijadwalkan bertemu pekan ini. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyebut pertemuan ini bertujuan merumuskan formula perdamaian dan jaminan keamanan bagi Kyiv.

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan sinyal positif namun bersyarat. Ia menyatakan kerangka rencana damai yang dibahas AS dan Ukraina bisa menjadi dasar kesepakatan.

Namun, Putin menegaskan pertempuran baru akan berhenti jika pasukan Ukraina mundur dari wilayah-wilayah kunci. Jika tidak, Rusia siap mencapai tujuannya dengan kekerasan.

Barclays memberikan catatan khusus terkait situasi ini dalam laporannya. “Volatilitas geopolitik terus berlanjut dan harapan akan potensi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina telah menetralisir kekhawatiran pasokan yang timbul dari sanksi baru AS terhadap produsen utama Rusia,” tulis Barclays.

Selain faktor perang, investor juga menanti hasil pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+). Pertemuan penting ini rencananya digelar pada hari Minggu.

Sumber Reuters menyebutkan OPEC+ kemungkinan besar tidak akan mengubah tingkat produksi minyak. Mereka juga akan menyepakati mekanisme baru untuk menilai kapasitas produksi maksimal para anggotanya.

Delapan negara OPEC+ yang sempat menaikkan produksi secara bertahap diperkirakan bakal menahan diri. Mereka diprediksi tetap melanjutkan kebijakan jeda kenaikan produksi pada kuartal pertama tahun 2026.

Sentimen positif lain datang dari kebijakan moneter AS. Harapan pasar semakin tinggi terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan Desember.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya menjadi kabar baik bagi pasar energi. Hal ini dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan akhirnya mendongkrak permintaan minyak.

Analis pasar senior OANDA, Kelvin Wong, memberikan pandangannya terkait prospek harga jelang tutup tahun. “Kita sekarang mendekati akhir tahun dengan likuiditas yang lebih tipis tanpa pendorong baru kecuali The Fed mengejutkan pasar dengan panduan hawkish pada pertemuan FOMC 10 Desember,” ujar Kelvin.

Ia juga menambahkan prediksi pergerakan harga minyak AS. “Minyak mentah WTI kemungkinan akan berada di kisaran US$56,80 hingga US$60,40 sampai akhir tahun,” pungkasnya.

 

- Advertisement -

Artikel Terkait

Harga Emas Dunia Tergelincir Saat Libur Thanksgiving, Ternyata Ini Penyebabnya!

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak turun tipis...

Harga Emas Dunia Menguat Seiring Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak naik dan...

Harga Minyak Menguat, Pasar Tunggu Kepastian Pasokan dan Negosiasi Rusia-Ukraina

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak dunia bergerak naik pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru