Jumat, November 28, 2025
30.8 C
Jakarta

WIKA-PTPP Mau Merger, Ini Kata Bos Wika Gedung

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) — Kabar penggabungan atau merger dua raksasa konstruksi pelat merah, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP), kian santer terdengar. Aksi korporasi besar di bawah arahan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) ini tentu berdampak pada anak-anak usaha mereka, termasuk PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE).

Manajemen WEGE akhirnya buka suara terkait posisinya dalam pusaran rencana besar tersebut. Direktur Utama WEGE, Hadian Pramudita, menegaskan sikap perusahaannya yang akan tegak lurus mengikuti arahan pemegang saham.

Hadian menyadari posisi WEGE sebagai anak usaha. Pihaknya menunggu proses penggabungan di level induk selesai terlebih dahulu sebelum memikirkan nasib entitas anak.

“Nah dengan sistem merger yang akan dilakukan oleh Danantara, kami sebagai anak usaha dari PT WIKA itu kita hanya ikut saja karena merger pertama adalah induk yaitu PT Wika dan belum tahu dengan siapa, yang kedua baru episodenya adalah anak-anak usaha. Jadi mungkin itu saja yang terpenting adalah Wika Gedung atau WEGE tetap fokus di core bisnis dan mudah-mudahan tetap lean,” ujarnya di Jakarta, Jumat (28/11/2025).

Meski isu merger terus bergulir, Hadian memastikan fokus bisnis perseroan tidak akan goyah. WEGE tetap akan berkonsentrasi pada kekuatan utamanya.

Sektor konstruksi dan bisnis modular menjadi andalan perusahaan untuk terus tumbuh. Pengalaman panjang di lini bisnis ini menjadi modal kuat bagi WEGE.

“Kami jawab tadi seperti disampaikan Pak Direktur Keuangan bahwa WEGE akan konsen ke core bisnisnya yaitu konstruksi dan ikutannya atau offshore bisnisnya yaitu modular. Modular dan ikutannya, sehingga kita akan tetap fokus di sana based on pengalaman kami yang ikut di bermacam-macam lini bisnis,” jelas Hadian.

Merger Induk Mundur ke 2026

Di sisi lain, proses perjodohan antara WIKA dan PTPP dipastikan tidak akan rampung tahun ini. Danantara mengonfirmasi target penyelesaian merger mundur hingga kuartal I-2026.

Penundaan ini bukan tanpa alasan. Danantara ingin memastikan kondisi keuangan kedua perusahaan benar-benar pulih sebelum melangkah ke jenjang pernikahan korporasi.

Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria, membeberkan tiga tahapan krusial yang harus dilewati. Tahap pertama adalah restrukturisasi.

Fokus utamanya adalah menyelesaikan restrukturisasi utang dan impairment. Langkah ini penting untuk membersihkan neraca keuangan kedua perusahaan yang sedang ‘sakit’.

Tahap kedua adalah revaluasi aset. Nilai aset WIKA dan PTPP harus diperbarui agar sesuai dengan nilai buku yang wajar saat ini.

Baru setelah itu masuk ke tahap ketiga, yakni pelaksanaan merger. Eksekusi ini dilakukan setelah seluruh skenario bisnis dikaji matang dan dianggap siap.

Rencana penggabungan ini bertujuan mulia. Pemerintah ingin memperkuat ekuitas dan menyehatkan struktur permodalan BUMN Karya.

Beban utang kedua perusahaan tercatat masih menggunung. Hingga kuartal III-2025, WIKA menanggung liabilitas sekitar Rp48 triliun. Sedangkan PTPP memiliki beban sekitar Rp40 triliun.

Pemerintah juga ingin memangkas jumlah BUMN Karya. Dari tujuh entitas, rencananya akan dirampingkan menjadi tiga entitas besar agar lebih efisien dan kuat.

Jika kelak bergabung, WIKA dan PTPP akan memiliki spesialisasi khusus. Fokus bisnisnya akan diarahkan pada proyek pelabuhan, bandara, dan hunian.

Pembagian fokus ini diambil untuk menghindari praktik kanibalisasi. Pemerintah ingin menciptakan persaingan yang lebih sehat serta operasional yang lebih efisien di antara pelat merah.

Sebagai langkah awal konsolidasi, kedua induk usaha ini akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). WIKA dijadwalkan menggelar rapat pada 15 Desember 2025, disusul PTPP pada 18 Desember 2025.

Agenda rapat tersebut cukup strategis. Para pemegang saham akan membahas perubahan anggaran dasar serta pendelegasian kewenangan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. Ini menjadi sinyal kuat dimulainya era baru tata kelola di bawah Danantara.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Sinar Mas Multiartha (SMMA) Tambah Setoran Modal Anak Usaha Rp880 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) telah...

Multi Garam  (FOLK) Gelar Private Placement 394,814 Juta Saham, Buat Apa

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) berencana...

Januari hingga November 2025, IHSG Melejit 19,30%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham,...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru