STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO). Pertemuan penting ini berlangsung di Jakarta pada Selasa (2/12/2025). Manajemen perusahaan duduk bersama para investor untuk membahas nasib dan masa depan perseroan. Hasil pertemuan ini membawa kabar positif bagi langkah pemulihan kinerja perusahaan konstruksi tersebut.
Kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen WSBP terhadap keterbukaan informasi. Perusahaan ingin memastikan perlindungan kepentingan investor tetap terjaga. Manajemen memaparkan perkembangan kinerja terkini pasca restrukturisasi. Arah strategi usaha ke depan juga dijelaskan secara gamblang kepada para hadirin.
Kepala Divisi Corporate Secretary WSBP, Fandy Dewanto, menekankan pentingnya forum ini. Ia menyebut komunikasi dua arah sangat krusial dalam situasi saat ini.
“RUPO merupakan forum penting untuk menjaga komunikasi terbuka antara WSBP dan para pemegang obligasi, sekaligus memastikan seluruh pemangku kepentingan memperoleh pemahaman yang komprehensif atas kondisi usaha serta langkah-langkah pemulihan kinerja yang tengah dijalankan WSBP,” ujar Fandy.
Agenda utama rapat ini adalah permohonan pelonggaran aturan atau waiver covenant. Kabar baiknya, mayoritas pemegang obligasi memberikan lampu hijau. Mereka menyetujui agenda pengesampingan pemenuhan kewajiban rasio keuangan. Persetujuan ini berlaku untuk periode laporan keuangan konsolidasi audit per 31 Desember 2025 dan 31 Desember 2026.
Kelonggaran yang diberikan mencakup tiga indikator keuangan utama. Pertama, Current Ratio minimal 1,0x. Kedua, Debt to Equity Ratio (DER) maksimal 2,5x. Ketiga, Debt Service Coverage (DSC) minimal 100%. Restu dari pemegang obligasi ini memberikan ruang napas bagi manajemen untuk menata kembali keuangan perusahaan.
WSBP tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Perseroan langsung tancap gas memperkuat pangsa pasar. Fokus utamanya adalah membidik proyek-proyek berkualitas. Pengembangan produk beton precast dan readymix yang inovatif terus digenjot. Layanan jasa konstruksi di berbagai wilayah operasional juga dioptimalkan.
Strategi pemasaran dievaluasi agar lebih efektif. Tujuannya memastikan pertumbuhan bisnis berjalan berkelanjutan namun tetap selektif dan hati-hati. Pemulihan kinerja operasional menjadi prioritas utama. Perusahaan melakukan efisiensi besar-besaran pasca restrukturisasi.
Langkah efisiensi ini dilakukan melalui berbagai cara. Rasionalisasi organisasi dijalankan agar struktur lebih ramping. Proses bisnis mulai beralih ke digitalisasi. Pelepasan aset atau asset disposal juga dilakukan. Semua ini demi membentuk operasional yang adaptif dan berdaya saing.
Pengajuan pelonggaran kepada pemegang obligasi ini merupakan langkah korporasi yang strategis. Tujuannya memberikan ruang optimal bagi program pemulihan kinerja selama periode 2025–2026. Perusahaan ingin fokus pada efisiensi operasional dan penguatan struktur bisnis. Seleksi proyek dilakukan secara prudent hingga kondisi keuangan kembali normal.
“Komitmen yang dibuat bersama Pemegang Obligasi dalam RUPO ini ditujukan untuk memberikan ruang keberlanjutan usaha agar program pemulihan kinerja Perseroan dapat berjalan secara optimal serta mendukung perlindungan kepentingan jangka panjang seluruh stakeholder,” tegas Fandy.
Transparansi keuangan juga menjadi sorotan dalam rapat tersebut. WSBP memaparkan posisi aset dan liabilitas setelah restrukturisasi. Langkah konsolidasi dilakukan demi menjaga stabilitas keuangan. Ini termasuk pengelolaan pencadangan piutang dan pencatatan Obligasi Wajib Konversi sesuai aturan yang berlaku.
Perusahaan terus memperkuat tata kelola yang baik atau Good Corporate Governance (GCG). Penerapannya dilakukan di seluruh lini operasional. Manajemen risiko dijalankan secara terukur dan disiplin. Seleksi proyek dilakukan ketat dengan mengutamakan skema pendanaan yang sehat. Fondasi ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan di masa depan.
