Jumat, Desember 5, 2025
29.1 C
Jakarta

Damai Ukraina Buntu dan Sinyal The Fed Pangkas Bunga, Harga Minyak Dunia Kembali Melesat

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia berhasil menanjak pada penutupan perdagangan Kamis. (4/12/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (5/12/2025) WIB. Kenaikan ini dipicu oleh optimisme investor terhadap rencana Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed memangkas suku bunga. Macetnya pembicaraan damai Ukraina juga turut menahan harapan kembalinya aliran minyak Rusia ke pasar global.

Mengutip CNBC International, minyak mentah Brent tercatat menguat 59 sen atau 0,94% menjadi US$ 63,26 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) asal Amerika Serikat ikut naik 72 sen atau 1,22% menjadi US$ 59,67 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Kontrak berjangka minyak AS sempat menanjak lebih dari US$ 1 per barel pada awal sesi sebelum akhirnya bergerak stabil.

Pelemahan dolar AS selama 10 hari berturut-turut menjadi salah satu faktor pendorong. Kondisi ini membuat minyak mentah menjadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Selain itu, data perlambatan tenaga kerja AS memperkuat ekspektasi pemangkasan bunga yang dapat mendongkrak ekonomi dan permintaan minyak.

Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group, memberikan pandangannya terkait sentimen pasar saat ini.

“Saya pikir potensi pemangkasan suku bunga menutupi segalanya saat ini dan mendorong harga minyak mentah naik,” ujar Phil Flynn.

Faktor geopolitik juga memberikan dukungan kuat terhadap harga. Harapan akan kesepakatan damai memudar setelah perwakilan Presiden AS Donald Trump menyelesaikan pembicaraan dengan Kremlin tanpa terobosan berarti. Sebelumnya, pasar sempat turun karena pedagang mengira kesepakatan damai akan membanjiri pasar dengan minyak Rusia.

Analis PVM menyoroti keseimbangan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saat ini.

“Perang dan kondisi politik ikut menahan pergerakan harga minyak dunia. Situasi itu didukung stok yang cukup, proyeksi surplus pasokan, serta strategi perebutan pangsa pasar yang dijalankan OPEC. Semua faktor tersebut membuat harga Brent bertahan di kisaran US$60 sampai US$70 untuk saat ini,” kata analis PVM.

Ketegangan militer juga meningkat di lapangan. Sumber intelijen Ukraina melaporkan serangan kelima terhadap pipa minyak Druzhba di Rusia. Konsultan Kpler mencatat adanya perubahan strategi serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia.

“Kampanye pesawat nirawak Ukraina terhadap infrastruktur pengilangan Rusia telah bergeser ke fase yang lebih berkelanjutan dan terkoordinasi secara strategis,” tulis laporan riset Kpler.

Laporan tersebut menambahkan serangan ini telah menekan kapasitas pengilangan Rusia turun sekitar 5 juta barel per hari antara September dan November.

Selain Eropa, panasnya hubungan AS dan Venezuela turut menjadi perhatian. Analis Rystad Energy memperingatkan potensi gangguan pasokan dari negara Amerika Selatan tersebut.

“Harga patokan minyak mentah dapat terdampak secara signifikan oleh meningkatnya ketegangan militer antara AS dan Venezuela,” catat analis Rystad Energy.

Meski demikian, kenaikan harga minyak sedikit tertahan oleh data pasokan. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan persediaan minyak mentah AS naik 574.000 barel minggu lalu. Di sisi lain, Arab Saudi justru menurunkan harga jual resmi minyak mentahnya ke Asia ke level terendah dalam lima tahun.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Dolar Melemah Tapi Emas Ogah Naik, Investor Harap-Harap Cemas Tunggu Data Inflasi

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia terpantau stabil pada...

Harga Emas Dunia Naik Tipis, Data Tenaga Kerja AS Lemah Angkat Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak naik pada...

Damai Masih Jauh! Harga Minyak Terbang Usai Lobi AS-Rusia Buntu

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia melonjak lebih...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru