STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia kembali terperosok pada penutupan perdagangan Selasa (14/3/2023) waktu setempat. Harga komoditas tersebut anjlok hingga lebih dari 4% lantaran data inflasi Amerika Serikat (AS) dan dampak kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB). Para pelaku pasar khawatir akan terjadi krisis keuangan baru yang berujung pada pemangkasan permintaan minyak di masa depan.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2023 ditutup terjun bebas sebesar US$3,47, atau sekitar 4,6%, menjadi US$71,33 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei 2023, longsor US$3,32, atau sekitar 4,1%, menjadi US$77,45 per barel di London ICE Futures Exchange.
Ini merupakan penutupan harga minyak WTI dan Brent paling rendah sejak 9 Desember 2022. Kedua harga acuan tersebut juga mengalami penurunan harian terdalam sejak awal Januari. Secara teknis, kedua kontrak jatuh ke wilayah oversold untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu.
Data terbaru menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (IHK) AS naik 0,4% pada Februari dari 0,5% pada Januari. Melambatnya persentase kenaikan inflasi mencuatkan ekspektasi bahwa peningkatan suku bunga Federal Reserve (The Fed) akan lebih rendah pada pertemuan pekan depan.