Sabtu, Desember 20, 2025
31.9 C
Jakarta

Saham Superbank Langsung ARA, Bos SUPA dan Penjamin Emisi Buka Suara

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Debut manis dicatatkan oleh PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) atau Superbank di pasar modal Indonesia. Pada perdagangan perdana hari Rabu, 17 Desember 2025, harga saham SUPA langsung melesat hingga menyentuh batas Auto Rejection Atas (ARA).

Saham bank digital ini melonjak Rp 155 atau setara 24,41% ke level Rp 790 per saham. Padahal, harga penawaran perdananya ditetapkan sebesar Rp 635 per saham. Kenaikan drastis ini langsung memancing respons dari manajemen dan pihak penjamin emisi.

CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya, selaku salah satu penjamin pelaksana emisi efek, memberikan tanggapannya terkait potensi kenaikan lanjutan. Menurutnya, pergerakan harga saham sepenuhnya bergantung pada mekanisme pasar.

“Untuk ARA ini tergantung dari animo pasar ya, tentu saja,” ujar Bernadus di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (17/12/2025).

Ia juga mengungkapkan tingginya minat investor terhadap saham SUPA. Jumlah pesanan yang masuk sangat fantastis, menembus angka 1 juta order. Hal ini menyebabkan terjadinya kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga lebih dari 300 kali.

“Ini menunjukkan untuk saya semua masyarakat yang cukup haus akan adanya IPO berkualitas,” tambahnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Superbank, Tigor M. Siahaan mengaku bersyukur atas respons positif pasar. Ia tidak menyangka antusiasme publik begitu besar, mengingat momen pencatatan saham ini dilakukan menjelang akhir tahun.

“Tentu saja kami sangat merasa bersyukur, kami juga tidak menduga segini besar antusiasme publik terhadap listing-nya dari Superbank. Kita juga tahu ini sudah mau akhir tahun ya, saya pikir orang sudah mau liburan atau sudah mau santai atau apa, ternyata antusiasmenya itu sangat besar,” ungkap Tigor.

Terkait strategi menjaga stabilitas harga saham ke depan, Tigor memilih fokus pada kinerja fundamental perusahaan. Ia menegaskan tidak bisa mengomentari pergerakan harga saham secara langsung karena itu ranah pasar.

“Gini, kalau pergerakan saham menurut saya sih itu pergerakan market ya. Yang kita fokuskan adalah bagaimana kita bisa menjaga fundamental dari bisnis kita untuk growing ke depannya,” jelasnya.

Tigor merinci strategi utamanya adalah meningkatkan akuisisi nasabah dan pelayanan. Selain itu, manajemen berupaya menggenjot pendapatan bunga bersih (NII) dan laba sebelum pajak (PBT). Ia menargetkan laba sebelum pajak akan terus bertumbuh pada tahun 2026.

“Kalau mengenai harga saham, mohon maaf saya enggak bisa komentar,” tegas Tigor.

Mengenai profil investor, Bernadus menyebutkan bahwa peminat saham SUPA sangat beragam. Investor didominasi oleh institusi, baik dari dalam negeri maupun asing. Namun, ia enggan membeberkan nama-nama investor asing yang masuk.

“Tidak boleh, itu confidentiality,” pungkas Bernadus.

Sebagai informasi, data RTI menunjukkan saham SUPA dibuka dan bergerak di harga Rp 790 per unit. Volume perdagangan di Pasar Reguler mencapai 2,16 juta unit dengan nilai transaksi Rp 1,72 miliar. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 1.677 kali.

Dalam aksi korporasi ini, Superbank menggandeng sejumlah sekuritas ternama. PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM), dan PT Sucor Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Gembok Dibuka! Tiga Saham Ini Bisa Ditransaksikan Lagi Senin Depan

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membawa...

Pipeline Rights Issue BEI Menyusut, Hanya Tersisa 1 Perusahaan Sektor Properti

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Antrean aksi korporasi berupa penambahan modal...

Antrean Obligasi BEI Capai 22 Emisi, Sektor Keuangan Dominan 33,3%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pipeline...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru