STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas merosot pada akhir perdagangan Jumat pekan lalu (31/3/2023) waktu setempat atau Sabtu pagi (1/4/2023) WIB. Terjungkalnya harga logam mulia ini lantaran para investor melakukan aksi ambil untung, sebab pada sesi sebelumnya harga emas melesat bak meteor hingga menembus level tertinggi sejak 10 Maret 2022.
Kalangan pemilik modal tersebut segera merealisasikan keuntungan setelah rilis data inflasi. Berdasarkan laporan tersebut terungkap bahwa inflasi di Negeri Paman Sam mulai mereda sesuai dengan ekspektasi pasar. Kondisi ini bikian Greenback kian perkasa sehingga harga emas tertekan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, sebagaimana dikutip Antara, ditutup longsor 11,50 dolar AS atau 0,58% menjadi 1.986,20 dolar AS per ounce. Harga komoditas ini sempat menyentuh level tertinggi sesi di kisaran 2.005,50 dolar AS per ounce dan terendah di 1.984,20 dolar AS. per ounce.
Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan Kamis (30/3/20230 waktu setempat, harga emas berjangka menguat 13,20 dolar AS atau 0,67% menjadi 1.997,70 dolar AS per ounce. Sebelumnya, pada Rabu (29/3/2023) waktu setempat, harga emas berjangka merosot 5,90 dolar AS atau 0,30% menjadi 1.984,50 dolar AS per ounce. Padahal, sehari sebelumnya yakni Selasa(28/3/2023) harga emas berjangka menguat 19,70 dolar AS atau 1,01% menjadi 1.973,50 dolar AS per ounce. Adapun di hari Senin (27/3/2023) harga emas ditutup anjlok 30 dolar AS atau 1,51% menjadi 1.953,80 dolar AS per ounce.
Selama satu pekan terakhir, patokan kontrak berjangka emas rontok sekitar 15,50 dolar AS atau 0,8%, dibandingkan dengan penyelesaian Jumat pekan sebelumnya (24/3/2023) di 2.001,70 dolar AS per ounce. Kendati begitu, sepanjang bulan Maret 2023 harga emas lebih tinggi 8,1% ketimbang bulan sebelumnya dan melompat 8,8% selama kuartal pertama 2023.