STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa Saham Wall Street tengah unjuk keperkasaan sehingga dapat melanjutkan penguatan pada penutupan perdagangan Jumat (31/3/2023) waktu setempat. Melesatnya akhir transaksi ketiga indeks utama di Bursa Saham Amerika Serikat (AS) itu karena inflasi mulai mereda.
Pada Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS ditutup melonjak 415,12 poin atau 1,26%, 33.274,15 poin. Indeks S&P 500 menguat 58,48 poin atau 1,44%, menjadi 4.109,31 poin. Adapun indeks komposit Nasdaq menanjak 208,44 poin atau 1,74 persen, menjadi 12.221,91 poin.
Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau. Sektor konsumer nonprimer dan real estat paling terdepan memberi keuntungan bagi para investor dimana masing-masing melambung 2,62% dan 2,18%,
Selama sepekan terakhir, DJIA naik 3,2%, S&P terkerek 3,5% dan Nasdaq terangkat 3,4%. Sementara itu, sepanjang bulan Maret, DJIA menguat 1,9%, S&P 500 melejit 3,5% dan Nasdaq melonjak 6,7%. Adapun pada kuartal pertama 2023, Nasdaq meroket 16,8% yang merupakan persentase kenaikan kuartalan terbesar dalam tiga bulan terakhir.
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS terungkap bahwa indeks pengeluaran konsumsi pribadi yang tercatat sebagai indikator inflasi mengalami kenaikan 0,3% pada Februari. Capaian ini lebih rendah dibandingkan kenaikan di Januari yang mencapai 0,6%.
Seiring melambatnya persentase peningkatan inflasi, mencuat lagi harapan bahwa peningkatan suku bunga Federal Reserve yang tidak akan seagresif sebelumnya. Para investor optimistis peluang kenaikan suku bunga The Fed hanya sebesar 25 basis poin pada Mei mendatang mencapai 52,5 % menurut instrument Fedwatch CME Group.