Kamis, Agustus 7, 2025
29.8 C
Jakarta

Anak Usaha Delta Dunia Makmur dan Pemegang Surat Utang Senior 2026 Revisi Kesepakatan

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) –  Manajemen PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mengumumkan bahwa PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak usaha yang  99,99% sahamnya dimiliki oleh perseroan, telah menerima persetujuan sehubungan dengan early offer (penawaran awal) dan consent solicitation (permintaan persetujuan) terkait syarat dan ketentuan Surat Utang Senior 2026.

Sebelumnya, BUMA menerbitkan surat utang ini sebesar US$400 juta, dengan tingkat kupon 7,75% per tahun, yang akan jatuh tempo pada tahun 2026.

Dian Andyasuri, Direktur DOID mengatakan,  grup telah menerima persetujuan sebesar 53% dari pemegang surat utang untuk mengubah syarat dan ketentuan surat utang BUMA 2026. Perubahan ini, memungkinkan BUMA mengejar inisiatif pertumbuhan anorganik yang menguntungkan, memberikan fleksibilitas untuk memajukan proyek-proyek utama, dan menjajaki potensi akuisisi, sejalan dengan tujuan strategis perseroan.

“Perubahan ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam menjalankan strategi pertumbuhan di pasar yang dinamis, sekaligus memastikan imbal hasil yang optimal bagi para pemegang saham,” tulis Dian dalam keterangannya.

Menurut Dian, per 18 Maret 2024, waktu New York (ET), 42% pemegang telah menyetujui penawaran tender atas surat utang BUMA 2026, dengan total nilai sebesar US$152,9 juta. Hal ini memungkinkan Grup untuk mengoptimalkan tingkat utang dan melanjutkan strategi diversifikasi manajemen modalnya.

Dengan berkurangnya tingkat utang, jelas Dian, Grup terus memperkuat neraca keuangannya, mempertahankan fokus utama untuk meningkatkan imbal hasil bagi para pemegang saham dan mengejar pertumbuhan yang menguntungkan.

Dalam 12 bulan terakhir, jelas Dian, DOID telah memperoleh fasilitas pembiayaan yang komprehensif, termasuk fasilitas sindikasi pembiayaan sebesar USD750 juta dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) untuk pembiayaan kembali (refinancing) dan pengembangan usaha.

Selain itu, lanjutnya,  DOID juga menerima fasilitas sindikasi pembiayaan syariah pertama sebesar USD60 juta dari PT Bank Muamalat Tbk; dan penerbitan surat utang dalam mata uang Rupiah yang pertama dengan jumlah total sebesar Rp636 miliar yang merupakan pengembangan dari fasilitas surat utang dalam mata uang Dolar AS yang telah dimiliki oleh perseroan sebelumnya.

Pada tahun 2023, Delta Dunia Group mampu  memperkuat neraca keuangan dan mencapai rasio Net-Debt-to-EBITDA (Utang Bersih terhadap EBITDA) sebesar 1,65x, terendah dalam satu dekade terakhir, turun dari 2,19x pada tahun 2022.

Di sisi lain, demikian Dian, Grup juga mengalami peningkatan substansial pada operating cash flow (arus kas operasional), mencapai US$376 juta, naik 91% dari tahun sebelumnya, sementara free cash flow (arus kas bebas) meningkat menjadi US$233 juta. Peningkatan ini didorong oleh rekor kinerja EBITDA, modal kerja yang baik, dan pengembalian pajak yang lebih tinggi yang dicapai Grup.

Artikel Terkait

Awal perdagangan, IHSG Naik 0,85% Diungkit Saham BBCA, BBRI, BMRI, BMRI, AMMN dan BRPT

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada...

Sempat Disegel Gegara Harga Melonjak, Saham IRSX Kini Kembali Dibuka

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Setelah sempat dihentikan sementara, perdagangan saham...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru