STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengingatkan investor untuk mencermati saham beberapa emiten yang mengalami kenaikan harga di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA).
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menjelaskan, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran peraturan pasar modal. “Bursa sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” kata Yulianto dalam keterbukaan informasi di laman Bursa, dikutip Selasa (9/9/2025).
Saham PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk (OLIV) mengalami kenaikan harga yang tidak biasa. Informasi terakhir perusahaan tercatat adalah laporan bulanan registrasi pemegang efek tanggal 2 September 2025. BEI mendorong investor memperhatikan jawaban perusahaan atas permintaan konfirmasi, menilai kinerja perusahaan, dan mengevaluasi rencana corporate action jika belum mendapat persetujuan RUPS.
Hal serupa terjadi pada saham PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA). UMA sebelumnya juga diumumkan pada 22 Januari 2025. Informasi terakhir perusahaan tercatat dipublikasikan pada 8 September 2025. Investor diminta memantau perkembangan transaksi dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan sebelum mengambil keputusan investasi.
Saham PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) kembali masuk daftar UMA setelah sebelumnya diumumkan pada 28 Agustus 2025. Informasi terakhir NANO diterbitkan pada 4 September 2025. BEI mengingatkan investor untuk mencermati kinerja perusahaan dan keterbukaan informasinya.
PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) juga tercatat mengalami UMA. Sebelumnya, saham FITT sempat dihentikan sementara perdagangannya di pasar reguler dan tunai pada beberapa periode, termasuk 16 Mei hingga 15 Juli 2025. Informasi terakhir perusahaan tercatat adalah laporan registrasi pemegang efek 8 Agustus 2025. Investor diimbau meninjau kembali rencana corporate action yang belum disetujui RUPS.
Saham PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) mengalami kenaikan harga di luar kebiasaan, dengan UMA sebelumnya diumumkan pada 13 Februari dan 22 Juli 2025. Informasi terakhir perusahaan tercatat adalah 4 September 2025. Investor diingatkan untuk memperhatikan jawaban perusahaan atas permintaan konfirmasi Bursa dan menilai berbagai risiko sebelum mengambil keputusan investasi.
Yulianto menegaskan, seluruh langkah ini dilakukan untuk perlindungan investor. Investor disarankan selalu mencermati kinerja perusahaan, rencana corporate action, dan pola transaksi sebelum mengambil keputusan investasi.
Harga Saham
PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk (OLIV) mencatat lonjakan harga saham pada perdagangan Senin, 8 September 2025. Saham OLIV ditutup di Rp79, naik Rp7 atau 9,72% dari penutupan sebelumnya di Rp72 pada 4 September 2025. Pada hari yang sama, saham dibuka di Rp79 dengan posisi tertinggi dan terendah juga Rp79. Volume perdagangan mencapai 9.045.400 saham. Sejak awal tahun, harga OLIV bergerak dari titik terendah Rp15 pada 2 Januari 2025 hingga menembus Rp79 pada 8 September 2025. Dalam 52 minggu terakhir, saham ini berada di kisaran Rp8 hingga Rp79. Kapitalisasi pasar OLIV kini mencapai Rp150,1 miliar.
PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA) juga mencatat kenaikan pada hari yang sama. Saham GRIA ditutup di Rp135, naik Rp10 atau 8% dari posisi sebelumnya Rp125. Perdagangan dibuka di Rp126, dengan harga tertinggi Rp143 dan terendah Rp122. Volume perdagangan menembus 71.339.700 saham. Sejak awal tahun, harga GRIA bergerak di kisaran Rp78 hingga Rp135. Dalam 52 minggu terakhir, saham ini tercatat antara Rp78 hingga Rp232. Nilai kapitalisasi pasar GRIA saat ini Rp995,7 miliar.
PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) juga mengalami kenaikan signifikan. Pada perdagangan 8 September 2025, harga saham NANO ditutup di Rp81, naik Rp7 atau 9,46% dari penutupan sebelumnya Rp74. Saham NANO dibuka di Rp81 dengan posisi tertinggi Rp81 dan terendah Rp74. Volume transaksi tercatat 224.621.800 saham. Sepanjang tahun ini, harga saham NANO bergerak di kisaran Rp22 hingga Rp81. Kapitalisasi pasar NANO kini mencapai Rp347,12 miliar.
PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) mencatat lonjakan paling besar pada perdagangan Senin, 8 September 2025. Saham FITT ditutup di Rp460, melonjak Rp92 atau 25% dari penutupan sebelumnya Rp368. Perdagangan dibuka di Rp414 dengan harga tertinggi Rp460 dan terendah Rp374. Volume transaksi mencapai 9.790.100 saham. Sejak awal tahun, saham FITT bergerak dari Rp96 hingga Rp460. Kapitalisasi pasar FITT kini tercatat Rp599,97 miliar.
PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) juga menutup perdagangan dengan kenaikan tajam. Saham PPRI ditutup di Rp314, naik 28 poin atau 9,79% dari penutupan sebelumnya Rp286 pada 4 September 2025. Sepanjang perdagangan, saham dibuka di Rp310, sempat menyentuh tertinggi Rp350 dan terendah Rp298. Volume transaksi mencapai 266,9 juta saham. Dalam catatan tahun ini, harga tertinggi PPRI tercapai di Rp326 pada 5 Mei 2025, sementara terendah di Rp126 pada 6 Januari 2025. Dalam rentang 52 minggu terakhir, saham PPRI bergerak antara Rp90 hingga Rp358. Dengan kenaikan ini, kapitalisasi pasar PPRI tercatat Rp337,55 miliar.