Rabu, Agustus 20, 2025
33.7 C
Jakarta

Bank Indonesia Beberkan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah per 27 Januari 2023

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik yang terdiri atas indikator nilai tukar dan inflasi. Demikian disampaikan oleh Erwin Haryono, Direktur Eksekutif BI, di Jakarta, Jumat (27/1/2023).

Erwin menjelaskan perkembangan nilai tukar selama periode 23-26 Januari 2023. Menurutnya, pada akhir hari Kamis, 26 Januari 2023, Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.945 per dolar AS. Sementara itu, Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,66%. Adapun DXY melemah ke level 101,84. Sedangkan yield UST (US Treasury) Note10 tahun naik ke level 3,495%.

“Pada pagi hari Jumat, 27 Januari 2023, Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.955 per dolar AS. Yield SBN 10 tahun stabil ke 6,66%,” ujar Erwin.

Erwin juga memaparkan aliran modal asing pada minggu IV Januari 2023. Itu antara lain adalah Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 83,46 bps per 26 Januari 2023 dari 85,83 bps per 20 Januari 2023.

Berdasarkan data transaksi 24 – 26 Januari 2023, lanjut Erwin, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp4,42 triliun (beli neto Rp3,63 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp0,79 triliun di pasar saham).

“Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 26 Januari 2023, nonresiden beli  neto Rp48,08 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp6,83 triliun di pasar saham,” imbuhnya.

Perkembangan Inflasi

Erwin mengatakan, berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada Minggu IV Januari 2023, perkembangan harga sampai dengan minggu keempat Januari 2023 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,39% (mtm).

Adapun komoditas utama penyumbang inflasi Januari 2023 sampai dengan minggu keempat yaitu bawang merah, cabai rawit masing-masing sebesar 0,06% (mtm), cabai merah, beras masing-masing sebesar (0,05%, mtm), rokok kretek filter (0,04%, mtm), emas perhiasan (0,03%, mtm), bawang putih (0,02%, mtm), tahu mentah, kangkung, nasi dengan lauk, rokok kretek, dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

Sementara itu, tutur Erwin, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu bensin, angkutan udara masing-masing sebesar (-0,06%, mtm), telur ayam ras (-0,03%, mtm), daging ayam ras dan tomat sebesar (-0,01%, mtm).

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Bos OJK, Pembangunan Ekonomi Inklusif Menuntut Integrasi Antar Sektor, Begini Penjelasannya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Pembangunan ekonomi yang inklusif dan tangguh...

HUT RI ke-80, Bos Danantara Janji Hadirkan Investasi Bernilai Tinggi dan Lapangan Kerja Berkualitas

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) — Danantara Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun...

Prabowo Targetkan Ekonomi Tumbuh 5,4% di 2026, Inflasi Dijaga Hanya 2,5%!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru