STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2023 sebesar Rp855,56 miliar. Jumlah tersebut setara dengan Rp18,54 per lembar saham.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan keputusan pembagian dividen tunai tersebut sudah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan di Jakarta, Jumat (17/5/2024). Menurutnya, rasio dividen mencapai 15% dari total laba bersih BSI sepanjang tahun lalu Rp5,70 triliun.
“RUPS menetapkan penggunaan laba bersih antara lain sebesar 15% dari laba bersih Perseroan tahun 2023 sebagai dividen,” ujarnya, dalam keterangan pers usai RUPST.
Jumlah dividen tersebut naik sebesar 100% dibandingkan dividen tahun buku 2022 senilai Rp Rp9,24 per lembar saham. ini mengindikasikan kinerja yang cukup solid pada tahun buku 2023.
Sebanyak 20% dari laba bersih, atau sekitar Rp1,14 triliun, disisihkan sebagai cadangan wajib. Langkah ini sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku untuk memperkuat modal perusahaan. Adapun sisa 65% dari laba bersih, atau sekitar Rp3,7 triliun, akan dibukukan sebagai saldo laba ditahan. Dana ini akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan ekspansi bisnis perusahaan di masa depan. Kebijakan tersebut menunjukkan komitmen BSI untuk menjaga keseimbangan antara memberikan keuntungan kepada pemegang saham dan memastikan keberlanjutan pertumbuhan perusahaan.
Pada 2023, BSI sukses mempertahankan pertumbuhan keuangannya yang impresif meskipun dihadapkan pada tantangan global yang signifikan akibat meningkatnya ketegangan geopolitik dunia. Terbukti, laba BSI mengalami pertumbuhan sebesar 33,88% secara tahunan atau year on year (yoy).
Hery menjelaskan, keberhasilan BSI dalam meraih kinerja positif ini terutama didukung oleh pertumbuhan pembiayaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), serta respon strategis yang adaptif. Dari sisi fungsi intermediasi, BSI mencatat pertumbuhan yang optimal dalam pembiayaan dan penghimpunan DPK. Pada tahun 2023, jumlah pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp240,32 Triliun atau tumbuh 15,70% yoy. Kualitas pembiayaan (NPF) gross membaik pada posisi 2,08%. Komposisi pembiayaan yang disalurkan didominasi oleh segmen konsumer (54,32%), wholesale (28,09%) dan retail (17,58%).
Pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp57,7 triliun. Paling besar di sektor UMKM sekitar Rp45,4 triliun. Kemudian, sustainable agriculture Rp4,8 triliun, eco-efficient product Rp5,8 triliun, energi terbarukan Rp1,1 triliun dan proyek eco-green Rp549,6 miliar.
Sementara itu, penghimpunan DPK mencatat kenaikan sekitar 12,35% yoy menjadi Rp293,77 triliun. Komposisi tabungan mencapai Rp124,73 triliun atau 40% dari keseluruhan DPK. Tak hanya itu, pendapatan berbasis komisi (fee-based income) juga naik 12,08% (yoy) menjadi Rp4,20 triliun pada 2023. Jumlah nasabah BSI pun meningkat menjadi 19,65 juta nasabah dengan pertumbuhan mencapai 5 juta nasabah pasca merger.