STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) tengah menyiapkan langkah besar untuk menangkap peluang dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah. Emiten daging sapi ini berencana menambah lini bisnis baru guna memperkuat perannya dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
Direktur Utama BEEF, Imam Subowo, menjelaskan rencana tersebut akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 14 November 2025. Dalam rapat itu, manajemen akan meminta persetujuan pemegang saham terkait penambahan lini usaha baru sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).
“Pertama, menambah KBLI sapi perah tujuannya penghasil susu sebagai sumber makanan bergizi. Kedua, KBLI tentang rumah potong, jadi bukan hanya pembesaran sapi hidup. Ketiga, KBLI terkait perdagangan besar untuk perdagangan susu dan turunannya,” ujar Imam dalam paparan publik insidentil atas permintaan Bursa Efek Indonesia secara daring, Selasa (7/10/2025).
Menurut Imam, penambahan lini usaha ini juga menjadi langkah awal BEEF untuk memperkuat fondasi bisnisnya agar bisa bersaing menuju indeks utama bursa seperti LQ45. “Sebagai emiten, keinginan masuk LQ45 itu tidak mungkin tidak. Pasti menuju ke sana. Tapi semua perlu persiapan,” katanya.
Imam menuturkan perseroan telah melakukan berbagai persiapan sebelum memasuki tiga lini bisnis baru tersebut. Salah satunya melalui kerja sama dengan Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU) Manggala, Banyumas, dalam program pengelolaan sapi perah mandiri.
“Kami akan belajar mengelola sapi perah dari tim BBPTU Manggala sehingga dapat menghasilkan 20–30 liter susu per hari dengan kualitas terbaik,” ujar Imam.
Kerja sama ini juga mencakup pengelolaan pakan berkualitas, mulai dari ketersediaan hijauan, pengolahan, hingga penggunaan pakan konsentrat dengan harga terjangkau. “Pengelolaan sapi perah mandiri ini juga akan memanfaatkan teknologi untuk memantau kesehatan dan kualitas susu sapi sehingga sistem kerjanya lebih efisien,” jelasnya.
Imam menilai bisnis susu sapi memiliki potensi besar di Indonesia karena produksi susu segar nasional baru mampu memenuhi sekitar 20% kebutuhan industri. “Jumlah sapi perah di Indonesia hanya 592 ribu ekor. Dengan asumsi tiap ekor menghasilkan 12 liter, maka totalnya hanya sekitar 1,277 juta ton susu per tahun,” paparnya.
Dengan kondisi itu, BEEF melihat peluang untuk menambah pendapatan dari lini bisnis susu sapi perah. Imam mengungkapkan perusahaan telah menyiapkan belanja modal senilai Rp20 miliar untuk tahap awal program tersebut.
“Sebagai tahap awal, kami menginvestasikan belanja modal Rp20 miliar untuk program pengelolaan sapi perah mandiri ini,” katanya.
Ia menargetkan lini bisnis baru ini mulai berkontribusi terhadap pendapatan perseroan pada kuartal I 2026. “Jadi kami dapat mendiversifikasi pendapatan. Pada tahap awal akan menyumbang 10% dari total pendapatan,” ujarnya optimistis.
Selain meminta persetujuan penambahan lini usaha, BEEF juga berencana melakukan perombakan jajaran direksi dan komisaris. “Agenda kedua terkait pergantian komisaris dan direksi perseroan,” kata Imam.
Dengan langkah ini, BEEF tidak hanya memperkuat bisnis intinya di sektor daging, tapi juga memperluas peran dalam mendukung ketahanan pangan dan gizi nasional melalui produksi susu segar berkualitas.