STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengawasi ketat perdagangan saham tiga emiten. Ini lantaran ketiga perusahaan tercatat tersebut mengalami lonjakan harga saham yang tak biasa. BEI menilai kenaikan ini sebagai pergerakan harga yang tidak biasa atau Unusual Market Activity (UMA).
Adapun saham-saham yang tengah dipantau BEI antara lain adalah PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP), PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL), dan PT Multitrend Indo Tbk (BABY).
Yulianto Aji Sadono, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, menjelaskan meskipun masuk UMA, namun ketiga emiten tersebut belum tentu melanggar. ” Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang undangan di bidang Pasar Modal,” katanya, dalam keterbukaan informasi dikutip Selasa (12/11/2024).
Informasi terakhir terkait saham GGRP adalah penjelasan tentang volatilitas transaksi yang dipublikasikan pada 8 November 2024 di website resmi BEI. Untuk saham DWGL, informasi terakhir adalah laporan bulanan pemegang efek yang diterbitkan pada 11 November 2024. Sementara itu, saham BABY terakhir mempublikasikan informasi tentang pemenuhan kewajiban public expose tahunan pada tanggal yang sama, 11 November 2024.
BEI meminta para investor untuk memperhatikan beberapa hal penting. Pertama, agar memperhatikan respons perusahaan atas permintaan konfirmasi BEI. Kedua, mencermati kinerja perusahaan dan keterbukaan informasinya. Ketiga, mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan, terutama yang belum mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Terakhir, mempertimbangkan kemungkinan yang bisa muncul di masa depan sebelum mengambil keputusan investasi.
Menurut data dari RTI pada Senin (11/11/2024), harga saham GGRP berada di Rp318 per unit, sementara saham DWGL dan BABY masing-masing di Rp208 dan Rp332 per saham.