STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Kinerja keuangan PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) masih belum pulih. Buktinya, hingga akhir tahun 2023, Perseroan masih merugi Rp3,28 triliun, membengkak 90,86% dari rugi Rp1,72 triliun pada tahun 2022.
Kerugian tersebut, seperti tergambar dalam laporan keuangan per 31 Desember 2023 yang diumumkan, Jumat (29/11/2024) disebabkan antara lain oleh pendapatan bersih VIVA yang anjlok 29,5% menjadi Rp1,19 triliun pada 2023, dari Rp1,69 triliun pada tahun 2022.
Selain itu, membengkaknya kerugian VIVA juga diakibatkan oleh meningkatnya beban lain-lain sebesar 75,99% menjadi Rp3,07 triliun pada tahun 2023, dari Rp1,74 triliun periode sama 2022. Beban lain itu meliputi beban bunga dan beban keuangan sebesar Rp1,47 triliun, dan beban dan denda pajak Rp584,8 miliar.
Adapun beban penghapusan persediaan program VIVA mencapai Rp329,99 miliar pada tahun 2023. Di periode yang sama 2022, tidak ada beban penghapusan persediaan program. Sementara lain-lain neto sebesar Rp758,75 miliar.
Akumulasi berbagai beban di atas mengakibatkan rugi sebelum pajak emiten media beraset Rp7,87 triliun per Desember 2023 itu membengkak 97,45% jadi Rp3,37 triliun pada tahun 2023, dari Rp1,71 triliun pada periode sama 2022.
Total liabilitas VIVA sebesar Rp12,9 triliun pada 2023, naik 24,3% dari Rp10,1 triliun tahun 2022. Ini terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar Rp12,7 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp289,54 miliar. Perseroan masih mencatat defisiensi modal atau ekuitas negatif sebesar Rp-5,12 triliun pada tahun 2023, membengkak hingga 223% dari Rp-1,58 triliun pada tahun 2022. (konrad)