Selasa, November 11, 2025
26.8 C
Jakarta

BI Sambut Positif Dana Pemerintah Rp200 Triliun Masuk Bank Nasional, Perry Warjiyo Beberkan Dampaknya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) menyatakan dukungan penuh atas langkah pemerintah memindahkan anggaran negara dari Bank Indonesia ke perbankan nasional. Kebijakan ini dinilai akan memperkuat likuiditas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan sikap tersebut usai Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 16-17 September 2025 di Jakarta. “Kami menyambut baik kebijakan fiskal yang lebih ekspansif, termasuk pemindahan dana pemerintah yang semula ada di Bank Indonesia kepada perbankan untuk menambah likuiditas,” ujarnya, Rabu (17/9/2025).

Perry menjelaskan dari sisi moneter BI telah melakukan enam kali penurunan suku bunga sejak September hingga berada di level 4,75%. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 September 2025 memutuskan penurunan suku bunga acuan. BI-Rate dipangkas 25 basis poin menjadi 4,75%. Suku bunga Deposit Facility turun 50 basis poin ke 3,75%. Suku bunga Lending Facility ikut diturunkan 25 basis poin menjadi 5,50%.

Selain itu, lanjut dia, BI juga melakukan ekspansi likuiditas melalui berbagai instrumen. “SRBI turun Rp200 triliun dari Rp916 triliun menjadi Rp716 triliun. Pembelian SBN melebihi Rp200 triliun, tepatnya Rp217 triliun, itu juga ekspansi likuiditas. Dan sekaligus tentu saja membantu fiskal dalam pembiayaan melalui penerbitan SBN,” kata Perry.

Ia menambahkan injeksi likuiditas tidak berhenti di situ. “Kami sudah injeksi likuiditas, SRBI turun Rp200 triliun, kemudian pembelian SBN Rp217 triliun, kemudian juga insentif likuiditas Rp384 triliun,” tegas Perry.

Menurutnya, langkah pemerintah menempatkan dana di bank-bank nasional akan semakin memperkuat upaya BI dalam menjaga likuiditas. “Kami menyambut baik Pak Menteri Keuangan memindahkan dana dari Bank Indonesia ke likuiditas perbankan. Itu memperkuat injeksi likuiditas yang kami sudah lakukan,” jelasnya.

Perry menilai kebijakan fiskal yang ekspansif akan memberi dorongan besar pada sektor riil dan dunia usaha. “Program-program pemerintah, termasuk ekspansi kebijakan fiskal, akan mendorong sektor riil, meningkatkan dunia usaha, dan ujungnya juga akan mendorong permintaan kredit,” kata Perry.

Sebelumnya, pemerintah resmi menyalurkan dana Rp200 triliun ke lima bank nasional pada Jumat, 12 September 2025. Dana tersebut ditempatkan di empat bank Himbara dan satu bank syariah. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) masing-masing menerima Rp55 triliun. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mendapat Rp25 triliun, sedangkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menerima Rp10 triliun.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan dana tersebut bukan dana darurat. Uang pemerintah yang sebelumnya tersimpan di Bank Indonesia kini ditempatkan di bank komersial agar dapat diputar dalam bentuk kredit dan memperkuat perekonomian nasional.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Ekonomi RI Tumbuh 5,04% di Kuartal III 2025, Airlangga: Bukti Fondasi Kita Kuat!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) –  Perekonomian Indonesia terus menunjukkan ketangguhan di...

KSSK Pastikan Stabilitas Keuangan Nasional Terjaga, Ekonomi RI Diproyeksi Tumbuh 5,2%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan...

BPS, Inflasi Oktober 2025 Tertinggi Dibandingkan Oktober 2021-2024

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru