Sabtu, Agustus 9, 2025
29.8 C
Jakarta

Bos BEI Akui Pasar Modal Kena Dampak Seruan Boikot Produk Israel. Tapi…

STOCKWATCH.ID (BALIKPAPAN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan seruan untuk memboikot produk-produk Israel. Pemboikotan tersebut juga dikumandangkan bagi seluruh barang dan jasa hasil produksi perusahaan-perusahaan yang ditengarai sebagai sekutu Israel. Ini merupakan respon terhadap menggilanya serangan Zionis Israel kepada warga sipil Palestina.

Masifnya himbauan Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) atas produk-produk yang terafiliasi dengan Israel disebut-sebut mulai berdampak pada sederet harga saham emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Itu lantaran para Perusahaan Tercatat itu dianggap terafiliasi dengan Israel. Salah satunya PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Harga saham perusahaan consumer goods yang menaungi sejumlah merek ternama seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall’s, Bango, Royco, Sariwangi, dan masih banyak lagi tersebut mengalami penurunan.

Lantas seberapa besar dampak gerakan boikot ini terhadap industri Pasar Modal Indonesia?

Menurut Iman Rachman, Direktur Utama BEI, investor akan mencermati situasi ini dengan seksama. Sementara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan dukungan terhadap upaya bursa untuk menjaga stabilitas.

“Investor kita pada ujungnya melihat secara fundamental. Kalau bicara boikot kan berandai-andai apakah akan berlangsung lama atau tidak. Kalau melihat perang kemarin antara Rusia-Ukraina, Rusia punya sumber energi yang dampaknya signifikan, karena dia salah satu penghasil energi terbesar,” ujarnya, di Balikpapan, Jumat (17/11/2023).

Iman tetap merasa positif terkait dampak boikot ini. Ia menilai meskipun terkena imbasnya, namun Pasar Modal Indonesia masih mampu mengelola situasi ini. “Global juga melihat boikot ini masih pro dan kontra. Tapi bagi Pasar Modal kita, investor masih cukup cerdas berinvestasi,” tambahnya.

Mengenai pergerakan saham, Iman menegaskan, “Saat boikot ini berdampak pada pergerakan saham, perputaran dana masih akan mengalir ke saham-saham lainnya. Sehingga, ini dampaknya kecil bagi Pasar Modal. Karena saham yang diboikot cuma 1 atau 2 saja. Sementara di BEI ada 904 pilihan saham untuk investor.”

Antonius Hari, Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal OJK memberikan dukungan terhadap langkah-langkah bursa. “Kami mendukung apapun yang dilakukan bursa, yang jelas stabilitas itu penting sekali. Saya juga sepakat dengan Iman (Dirut BEI) bahwa fundamental itu penting. Bagi investor yang bisa memanfaatkan momentum penurunan saham ini bisa jadi cuan karena beli pada saat harga jatuh, padahal fundamental bagus. Itu kita harus hati-hati juga disitu,” ujarnya.

Pasar Modal Indonesia, lanjut dia, tetap menghadapi ketidakpastian. Namun pandangan positif dari para investor dan dukungan dari OJK memberikan harapan bahwa dampak boikot ini dapat dikelola dengan bijak. Investor diimbau untuk tetap waspada dan memanfaatkan potensi cuan pada saat penurunan harga saham yang mungkin bersifat sementara.

Artikel Terkait

Dana Rights Issue di BEI Capai Rp16,62 Triliun, Ini 4 Perusahaan yang Masih Dalam Pipeline

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perkembangan...

Pipeline EBUS BEI Makin Ramai, 9 Emisi Baru Siap Terbit dari Financials, Energy, hingga Properti

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perkembangan...

7 Perusahaan Antre IPO di BEI, Sektor Basic Materials dan Industrials Mendominasi

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkap perkembangan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru