STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau (BBTN) atau BTN akan merilis laporan keuangan semester I 2025 sebelum akhir Agustus.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, mengungkapkan rilis laporan keuangan dijadwalkan pada kisaran tanggal 20-an Agustus.
“Sebelum akhir bulan ini. Kira-kira tanggal 20 sekian lah ya. Nah ini kita pakai memang buat penerbitan instrumen surat utang sebelum akhir tahun. Bond lah pokoknya,” ujar Nixon, di Jakarta, Kamis (7/8/2025).
Laporan keuangan tersebut juga akan digunakan untuk mendukung rencana penerbitan surat utang BTN jelang akhir 2025. Saat ditanya soal besaran bond yang akan diterbitkan, Nixon hanya menjawab singkat.”Ya lihat di RBB kita lah,” katanya.
Sebelumnya Nixon mengungkapkan bahwa BTN berencana menerbitkan obligasi pada semeseter kedua 2025. Nilai emisi surat utang tersebut berkisar antara Rp2 triliun hingga Rp4 triliun.
Meski belum mau membeberkan secara detail isi laporan keuangan, Nixon memberi gambaran soal kinerja BTN sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Ia menyebut secara umum performa BTN pada kuartal II 2025 jauh lebih baik dibanding kuartal I 2025.
“Secara umum lebih baik. Gitu dulu lah, gue nggak boleh ngomong detailnya,” ucap Nixon.
Ia menyebut pertumbuhan dana korporasi masih jadi kontributor utama dalam menghimpun dana pihak ketiga (DPK) BTN. “Iya,” jawab Nixon saat ditanya apakah dana korporasi masih menjadi andalan BTN.
Ia menjelaskan, saat ini dana korporasi tumbuh lebih cepat dibanding kredit. “Memang hari ini pertumbuhan korporasi di BTN dana yang kita ngomong dana ya, itu lebih besar daripada pertumbuhan kredit,” jelas Nixon.
BTN mengandalkan dana dari berbagai sumber, termasuk institusi dan BUMN. Sementara pertumbuhan kredit sampai semester I 2025 memang belum terlalu besar, namun sudah menunjukkan perbaikan.
“Ya kredit kita memang tumbuhnya nggak terlalu besar sampai semester I 2025. Tapi udah jauh lebih baik dibanding kuartal I 2025,” ungkapnya.
Meski belum bisa menyampaikan angka pasti, Nixon optimistis seluruh aspek kinerja keuangan BTN membaik.
“Nnggak boleh ngomong karena belum (rilis). Tapi baik kinerja kredit, kinerja dana, maupun bottom line ya mudah-mudahan lebih baik lah,” katanya.
Saat ditanya apakah lebih baik dari semester I 2024, Nixon hanya menjawab, “Pokoknya lebih baik lah. Lebih baik dibanding kuartal I 2025.”
Terkait kualitas aset, Nixon memastikan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) BTN masih terkendali. “NPL biasa-biasa saja lah,” ujarnya.
Ia juga menegaskan tidak ada peningkatan signifikan. “Nggak sih nggak terasa meningkat ya,” ucapnya.
BTN disebut tidak terdampak oleh isu kenaikan NPL di sektor e-commerce atau UMKM digital. “Kita kan NPL-nya… nggak kayak e-commerce-e-commerce gitu. Kita UMKM-nya lebih ke turunan perumahan kan. Jadi masih terkendali lah,” kata Nixon.
Sebagai informasi, pada kuartal I-2025 BTN membukukan laba bersih sebesar Rp904 miliar. Angka ini naik 5,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp860 miliar.
Penyaluran kredit dan pembiayaan BTN mencapai Rp363,11 triliun hingga kuartal I-2025. Jumlah ini naik 5,5% dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar Rp344,24 triliun. Pertumbuhan penyaluran kredit terutama berasal dari sektor perumahan. Kenaikan permintaan rumah menjadi pendorong utama, ditambah dukungan dari program pemerintah untuk pembangunan rumah nasional.
Hingga akhir Maret 2025, KPR Subsidi BTN tercatat sebesar Rp179,70 triliun. Angka ini naik 7,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. KPR Non-Subsidi juga tumbuh 8,1% menjadi Rp106,80 triliun.
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga BTN naik 7,5% yoy menjadi Rp384,70 triliun per kuartal I-2025. Dana murah dalam bentuk tabungan dan giro (CASA) naik 10,1% yoy menjadi Rp196,67 triliun. Porsi CASA terhadap total DPK naik dari 49,9% menjadi 51,1%. Biaya dana juga berhasil ditekan dari 4,2% menjadi 4,0%.