Kamis, Oktober 9, 2025
26.8 C
Jakarta

BRMS Kantongi Pinjaman Rp8 Triliun, Siap Genjot Tambang Emas Palu dan Eksplorasi Tembaga di Gorontalo

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) akan segera mengumumkan fasilitas pendanaan jumbo senilai sekitar US$500 juta atau setara Rp8 triliun (asumsi Rp16.000/US$). Dana segar ini diperoleh dari konsorsium perbankan yang kemungkinan besar melibatkan Bangkok Bank, Bank Permata, hingga BCA.

Hal itu disampaikan Direktur BRMS, Herwin Wahyu Hidayat, dalam acara emiten corner Reliance Sekuritas yang digelar secara daring pada Rabu (13/8/2025).

“Di akhir bulan ini, awal bulan depan kita akan umumkan. Kita akan dapat mungkin fasilitas pendanaan, jumlahnya sekitar 500 juta dolar. Itu dari konsorsium ya. Ya kalau grup paling bisa nebak lah, nggak jauh-jauh ya, mungkin Bangkok Bank, Bank Permata, BCA dan lain-lain,” kata Herwin.

Herwin menjelaskan sebagian besar dana akan dipakai untuk dua proyek utama. Sekitar US$200 juta akan diarahkan untuk menyelesaikan tambang emas bawah tanah di Palu, Sulawesi Tengah hingga tuntas pada 2027. Tambang ini ditargetkan beroperasi dengan kandungan emas lebih tinggi, mencapai 4,9 gram per ton. Selain itu, dana juga akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas pabrik dari 500 ton bijih per hari menjadi 2.000 ton.

Sementara sekitar US$100 juta akan digelontorkan untuk pemboran masif di Gorontalo. Program ini bertujuan memperbesar cadangan tembaga dan memastikan jenis mineralnya.

“Kita mau tahu apakah jenis tembaganya ini porpiri seperti yang ada di Freeport dan Amman. Itu kan luar biasa. Kita baru melakukan 2-3 lubang bor saja, tapi Masya Allah setiap kita bor dapat mineralisasi. Jadi luar biasa,” ujarnya.

Herwin menyebut hasil eksplorasi di Gorontalo sejauh ini sangat menjanjikan. Manajemen dan pemegang saham disebut antusias dengan temuan mineralisasi yang terus muncul di setiap titik pengeboran. “Komitmennya luar biasa. Targetnya kita akan terus ngebor untuk 2 tahun ke depan. Baru nanti kita umumkan jumlah cadangan tembaganya dengan skema JORC. Itu kan bagus juga di market,” tambahnya.

Selain itu, sekitar US$80 juta akan dipakai untuk melanjutkan eksplorasi di proyek-proyek kecil BRMS di Aceh dan Banten. Sedangkan sisanya sekitar US$100 juta hingga US$120 juta akan digunakan untuk refinancing pinjaman BRMS di Bank Mega senilai US$120 juta.

Pinjaman dari Bank Mega sebelumnya dipakai sebagai bridging loan untuk memulai proyek tambang bawah tanah, termasuk pembangunan portal, pengadaan alat berat, hingga pengerjaan terowongan. Namun, penyelesaian proyek butuh pendanaan tambahan yang kini ditutup lewat sindikasi pinjaman baru.

“Jadi dari 500 juta dolar nantinya, 120 juta dolar untuk refinance Bank Mega, 200 juta dolar untuk menyelesaikan tambang emas bawah tanah di Palu, 100 juta dolar untuk pemboran di Gorontalo, dan sisanya 80 juta dolar untuk eksplorasi di Banten dan Aceh,” terang Herwin.

Ia menegaskan pinjaman jumbo ini membawa dampak positif bagi perseroan. Selain memastikan tambang emas Palu siap beroperasi pada 2027, BRMS juga akan segera mengumumkan hasil pemboran dan tambahan cadangan tembaga berstandar JORC ke pasar.

Artikel Terkait

Dolar AS Menguat, Yen Melemah ke Level Terendah Sejak Februari

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Dolar AS Menguat, Yen dan Euro Melemah di Tengah Ketidakpastian Politik Jepang dan Prancis

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Krakatau Steel Lunasi Utang Lebih Cepat, Dapat Diskon Hingga 80% dari Bank

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru