STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Presiden Direktur PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR) Febyan membeli sebanyak 189.700 unit saham perusahaan konstruksi pondasi ini melalui Bursa Efek Indonesia pada 30 September 2025.
Mengutip laporan keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen ke BEI, Kamis 2 Oktober 2025, Febyan membeli saham IDPR pada harga Rp378 per lembar. Tujuan Febyan membeli saham IDPR yakni menambah investasi langsung.
Kepemilikan Febyan atas saham IDPR pasca pembelian ini meningkat menjadi 53.198.500 lembar (2,656%) dari sebelumnya 53.008.800 (2,646%) saham.
Hingga semester I 2025, IDPR mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,41 miliar, melonjak 201% dibanding Rp799,14 juta pada semester I 2024.
Pendapatan besrih IDPR naik 11,09% menjadi Rp567,50 miliar pada semester I 2025, dari Rp510,83 miliar pada periode sama 2024.
Perdagangan saham IDPR dihentikan sementara (suspensi) oleh BEI, mulai hari ini, Kamis 2 Oktober 2025 karena harganya melonjak 14,21% menjadi Rp434 per unit dibanding penutupan sehari sebelumnya di Rp380 per unit. Selama perdagangan 1 September 2025 sampai dengan 1 Oktober 2025, harga saham IDPR telah melonjak sebesar 76,42%, dari Rp246 per unit menjadi Rp434 per unit.
Sekedar informasi, PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR), juga dikenal sebagai Indopora, didirikan pada tahun 1977. Perusahaan memfokuskan bisnisnya pada konstruksi pondasi, dinding penahan tanah, dan perbaikan tanah. Perusahaan ini memiliki anak usaha yang memproduksi beton pracetak, PT Rekagunatek Persada.
Beberapa proyek yang digarap perseroan adalah Jakarta International Container Terminal (JICT) di Tanjung Priok, Underpass Tanah Abang, Mayapada Hospital Surabaya, Terminal Terpadu Kota Depok, dan Mall Indramayu. Kantor perusahaan berlokasi di Jalan Pegangsaan Dua, KM 4,5, Jakarta Utara. (konrad)
